GAMBARAN PERILAKU PENGOBATAN PASIEN TB MDR FASE INTENSIF DI RS DR MOEWARDI SURAKARTA

Farid Setyo Nugroho(1*), Zahroh Shaluhiyah(2), Sakundarno Adi(3)

(1) Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Diponegoro
(2) Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Diponegoro
(3) Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Diponegoro
(*) Corresponding Author

Abstract

Faktor penyebab kekebalan Mycobacterium tuberculose terhadap Obat Anti TB (OAT) adalah perilaku manusia, baik penyedia layanan, pasien, maupun program atau sistem layanan kesehatan yang berakibat terhadap tatalaksana pengobatan pasien TB yang tidak sesuai dengan standar dan mutu yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pengobatan pada pasien TB MDR fase intensif di RSDM Surakarta. Penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode gabungan dengan pendekatan kuantitaf dan kualitatif. Metode pengambilan sampling dilakukan secara total sampling yaitu sebanyak 28 responden dan 2 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64% responden tidak patuh dalam menjalankan saran medis, 55% responden memiliki pengetahuan yang baik tentang TBC, 50% responden memiliki sikap yang kurang terhadap pengobatan TBC, 75% responden merasakan efek samping yang banyak, 86% responden mengeluarkan biaya tambahan selama pengobatan, dan 32% keluarga responden kurang memberikan dukungan selama pengobatan. Hasil kualitatif menunjukkan bahwa informan menyampaikan bahwa efek samping yang berat menjadi alasan informan menghentikan pengobatan.

Keywords

TB MDR; Perilaku; Pengobatan; Fase Intensif

Full Text:

PDF

References

Bart, S. (1994). Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarna Indonesia : Jakarta.

CDC. (2009). Reported Tuberculosis in the United States, 2008. U.S. Department of Health and Human Services. Atlanta, GA.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2013). Buku Saku Kesehatan Tri Wulan 3 tahun 2013. Semarang.

Friedman. (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. EGC. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis Tahun 2013. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.

Green, L.W., Kreuter, M.W., Deeds, S.G., Partridge, K.B., & Bartlett, E. (2000). Health Education Planning: a Diagnosyic Approach. Mayfield Publishing Company. Palo Alto, California.

Limbu, R., & Marni. (2007). Peran keluarga sebagai pengawas minum obat (PMO) dalam mendukung proses pengobatan penderita tb parudi wilayah kerja puskesmas baumata kecamatan taebenu kabupaten kupang. Diakses dari www.artikel31tuberkulosis.com.doc.pdf pada tanggal 9 Febuari 2016.

Notoatmodjo S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pandit, N., & Choudary, S.K., (2006). A Study of Treatment Compliance in Direct Observe Therapy for Tuberculosis. Indian Journal of Community Medicine. 31:4

Kondoy, P.P.H., Rombot, D.V., Palandeng, H.M.F., & Pakasi, T.A. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas di Kota Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas Tropik. Vol II No 1

Rusmani, A. (2002). Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Di Rumah Sakit UmumDaerah (RSUD) Dr. Doris Sylvanus Kota Palangkaraya Propinsi Kalimantan Tengah. Tesis Pascasarjana UGM. Yogyakarta.

Suryatenggara, W. (1990). Pengobatan TB paru, Cermin Dunia Kedokteran. 63:23-8.

Syukra, A. (2015). Buku Ajar Sosiologi Kesehatan. Deepublish. Yogyakarta.

World Health Organization. (2013). Global Tb Report. Geneva.

World Health Organization. (2014). Global Tb Report . Geneva.

Article Metrics

Abstract view(s): 2022 time(s)
PDF: 2604 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.