PENGARUH TERAPI N-ASETIL SISTEIN TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN 17 DAN FIBROSIS INTERSTISIAL PADA MENCIT NEFRITIS LUPUS

Warigit Dri Atmoko(1*), Bambang Purwanto(2), Sugiarto Sugiarto(3)

(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author

Abstract

Lupus nefritis (LN) terkait dengan penebalan membran basal glomerulus. Pengendapan kompleks imun  memicu kaskade respon inflamasi disertai aktivasi reactive oxygen species (ROS), kemudian menyebabkan fibrosis yang mendorong terjadinya kerusakan ginjal. Interleukin 17 merupakan sitokin yang sangat berperan pada reaksi inflamasi tipe-lambat. Produksinya dipicu oleh peningkatan produksi kemokin oleh sejumlah jaringan untuk merekrut monosit dan netrofil ke sisi inflamasi. IL-17 diproduksi sel Th17 dan diinduksi oleh IL-23. IL-17 berespon terhadap invasi patogen ekstraseluler dan menginduksi perusakan matriks seluler patogen. IL-17 akan merangsang sel B untuk memproduksi dan mensekresikan autoantibodi, selanjutnya akan terbentuk kompleks atigen-autoantibodi. Kompleks antigen-autoantibodi yang berada di sirkulasi akhirnya akan terdisposisi pada sel target, termasuk sel fibroblas, sel mesangial, podosit, sel tubulus dan sel endotel di glomerulus. Kompleks ini akan menyebabkan terjadinya glomerulosklerosis dan fibrosis interstisial pada ginjal, kemudian selanjutnya menyebabkan kerusakan pada ginjal dan terjadilah mikroalbuminuria. Disamping itu, akan terjadi disfungsi endotel kapiler glomerulus yang akan menyebabkan albuminuria. Suplemen N-asetil sistein (NAS) pada lupus nefritis dapat mengurangi efek nefrotoksik pada ginjal, melalui penurunan ekspresi IL-17 dan derajat fibrosis interstisial. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, dengan sampel 24 ekor mencit Balb/C betina yang dibagi menjadi kelompok kontrol, LN, dan LN+NAS. Untuk membuat model LN, hewan coba diberikan injeksi 0,5 ml pristan intraperitoneal dosis tunggal. NAS diberikan secara peroral dengan dosis 4,7 mg/hari (setara dengan dosis manusia 1.800 mg) selama delapan minggu. Ekspresi IL-17 diperiksa secara imunohistokimia dengan antibodi monoklonal terhadap IL-17. Cara ukur dinilai secara kuantitatif, dihitung jumlah sel positif IL17 terhadap 100 sel, secara visual dengan mikroskop cahaya pembesaran 400 x. Penilaian fibrosis interstisial ditentukan secara kuantitatif dengan cara mengukur tebal jaringan interstisial dengan menggunakan micrometer yang telah dikalibrasi pada pembesaran 400 x. Analisis data menggunakan analysis of variance (Anova) dan untuk menentukan perbedaan kemaknaan digunakan p<0,05. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian NAS menurunkan ekspresi IL-17 (23,8±14,1 vs 10,6±6,8 per 100 sel netrofil imunoreaktif; p =0,042)  dan menurunkan fibrosis interstisial (22,3±5,7 vs 15,5±5,4; p =0,030) dibandingkan kelompok LN. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpilkan bahwa NAS secara bermakna menurunkan ekspresi IL-17 dan fibrosis interstisial ginjal pada mencit model LN.

Kata Kunci: fibrosis interstisial, lupus nefritis, interleukin 17, pristan

Full Text:

PDF

References

De Backer J, Vos W, Van Holsbeke C, Vinchurkar S, Claes R, Parizel PM, De Backer W. 2013. Effect of high-dose N-acetylcysteine on airway geometry, inflammation, and oxidative stress in COPD patients. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 8:569-79Isbagio H, Albar Z, Kasjmir YI, Setyohadi B. 2006. Lupus Eritematosus Sistemik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi IV, hal: 1224-1230.

Lan HY. 2011. Diverse roles of TGF β/Smads in renal fibrosis and inflammation. Int J Biol Sci. 7(7) : 1056-67.

Loeffler I, Wolf G. 2013. Transforming growth factor-β and the progression of renal disease. Nephrol Dial Transplant 0: 1–9.

Li M, Gao W, Ma J, Zhu Y, Li X. 2015. Early-stage lupus nephritis treated with N-acetylcysteine: A report of two cases. Exp Ther Med. 10(2):689-692.

Motazed R, Colville-Nash P, Kwan JTC, Dockrell MEC. 2008. BMP-7 and Proximal Tubule Epithelial Cells: Activation of Multiple Signaling Pathways Reveals a Novel Anti-fibrotic Mechanism. Pharmaceutical Research 25(10):2440-2446.

Purwanto B. 2010. Kajian ekspresi tgf-β1, mmp-9, kolagen tipe-I, kolagen tipe-IV, glomerulosklerosis, interstisial fibrosis, albuminuri pada kejadian nefrotoksik doxorubicin dan nefroprotektif pentoxifylin dengan hewan coba mencit galur swiss jantan. Disertasi. Program Pascasarjana. Universitas Airlangga. Surabaya

Reeves WH, Lee PY, Weinstein JS, Satoh M, Lu L. 2009. Induction of autoimmunity by pristane and other naturally occurring hydrocarbons. Trends Immunol 30(9):455–64.

Tan TK, Zheng G, Hsu TT, Wang Y, Lee VW, Tian X. 2010. Macrophage matrix metalloproteinase-9 mediates epithelial-mesenchymal transition in vitro in murine renal tubular cells.Am J Pathol. 176(3):1256-70.

Vahed SZ, Ardalan M, Samadi N, Omidi Y. 2015.Pharmacogenetics and drug-induced nephrotoxicity in renal transplant recipients. Bioimpacts. 5(1): 45–54.

Wang Y, Ito S, Chino Y, Goto D, Matsumoto I, Murata H. 2010. Laser microdissection-based analysis of cytokine balance in the kidneys of patients with lupus nephritis.Clin Exp Immunol. 159(1):110.

Ward MM. 2014. Recent Clinical Trials In Lupus Nephritis. Rheum Dis Clin North Am. 40(3): 519–535.

Article Metrics

Abstract view(s): 752 time(s)
PDF: 1072 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.