Analysis Physical Characteristics of Land for Estimated Runoff Coefficient as Flood Control Effort in Comal Watershed, Central Java

Arina Miardini(1*), Pranatasari Dyah Susanti(2)

(1) Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(2) Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(*) Corresponding Author

Abstract

Watershed conditions in Indonesia have been degraded over time, which is marked by increasing area of critical land. The vast area of critical land was evidenced to be a serious threat for watershed carrying capacity which eventually affected the hydrology imbalance in the watershed area. One among watershed with degraded lands which seriously requires priority handling is Comal watershed. The purpose of this study is to identify the physical characteristics of Comal watershed which have significant influence in determining the runoff and calculating the runoff coefficient by taking into account the parameters of watershed’s physical characteristics. The method used in this analysis is Cook method, which is done through the estimation of runoff coefficient by evaluating the parameters of slope, infiltration, vegetation cover, and drainage density.  The unit of analysis in this study is land mapping unit. Results of the four parameters are classified and the classification is done so that the scores of the runoff coefficient are figured out, while the peak discharge determination is performed by using the Rational method. The analysis showed that runoff coefficient of Comal watershed is 61.63%, which can be categorized as high. The runoff coefficients and peak discharge calculations of each sub watershed, respectively, Comal Hilir of 52.65% with peak discharge 505.68 m3/sec, Genteng of 65.04% with peak discharge 542.44 m3/sec, Lomeneng of 64.00% with peak discharge 194.23 m3/sec, Srengseng of 64.10% with peak discharge 270.46 m3/sec, and Wakung Hulu of 62.34% with peak discharge 686.64 m3/ sec. The most influential runoff coefficient factors are, respectively, infiltration rate, slope, vegetation cover, and drainage density. Flood control priority in Comal watershed should be preoccupied to increase the infiltration rate through a combination of three conservation techniques of mechanical, vegetative, and biology.

Keywords

watershed characteristic, Comal watershed, overland flow, runoff coefficient, Cook method, rational

Full Text:

PDF

References

Atmojo. S. W. 2008. Peran Agroforestri Dalam Menanggulangi Banjir Dan Longsor DAS. National Seminar “Pendidikan Agroforestry Sebagai Strategi Menghadapi Pemanasan Global” organized by Faculty of Forestry, UNS. Solo, 4 March 2008.

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor

BNPB. 2015. Data Kejadian Banjir. http://geospasial.bnpb.go.id/pantauan bencana /data/ databanjir.php. Acessed at 8 October 2015.

Departemen Kehutanan. 2006. Buku Statistik Kehutanan Indonesia Tahun 2006. http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/6122. Acessed at 2 March 2014

Departemen Kehutanan. 2011. Buku Statistik Kehutanan Indonesia Tahun 2011. http://www.dephut.go.id/INFORMASI/STATISTIK/2001/Statistik2001.htm. Accessed at 2 March 2014.

Dewi. I. G. A. S. U., Trigunasih. N. M., and Kusmawati. T. 2012. Prediksi Erosi Dan Perencanaan Konservasi Tanah Dan Air Pada Daerah Aliran Sungai Saba. E-Journal Agroeoteknologi Tropika. Vol. 1, No. 1, July 2012: 12-23.

Gardiner, DT dan Miller RW. 2004. Soil in Our Environment 10th Edition. Prentice Hall. New Jersey

Goro, G.L. 2008. Kajian Pengaruh Intensitas Hujan Pada Jenis Tanah Regosol Kelabu Untuk Kemiringan Lereng Yang Berbeda. Jurnal Wahana Teknik Sipil Vol. 13 No. 2 August 2008: 86-98

Gunawan, T. 1991. Penerapan Tekhnik Penginderaan Jauh untuk Menduga Debit Puncak menggunakan Karakteristik Lingkungan Fisik DAS. Studi Kasus di Daerah aliran Sungai Bengawan Solo Hulu. Disertation. Magister Program. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Hadisusanto, N. 2010. Aplikasi Hidrologi. Jogja Mediautama. Yogyakarta

Indarto. 2010. Hidrologi, Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Bumi Aksara. Jakarta

Iqbal. 2015. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Pemadatan Tanah Dan Produksi Tanaman Tebu Pada Lahan Kering. Jurnal AgriTechno (Vol. 8, No. 1, April 2015): 10-19.

Liang. D., Ozgen. I.O., Hinkelmaun. R., Xiao. Y. and Chen. J. M. 2015. Shallow water simulation of overland flows in idealized catchments. Environ Earth Sci (2015) 74:7307–7318.

Meijerink, A.M.J. 1970 Photo Interpretation in Hydrology A Geomorphological Approach. ITC. Delf

Monde. A. 2010. Pengendalian Aliran Permukaan dan Erosi Pada Lahan Kakao di DAS Gumbasa, Sulawesi Tengah. Media Litbang Sulteng III (2): September 2010: 131-136.

Mu. W., Yu. F., Li. C., Tian. J. Liu. J. and Zhao. N. 2015. Effects of Rainfall Intensity and Slope Gradient on Runoff and Soil Moisture Content on Different Growing Stages of Spring Maize. Water Journal, 7: 2990-3008.

Nuraeni, Sugiyanto, and Zaenal. 2013. Usahatani Konservasi di Hulu DAS Jeneberang (Studi Kasus Petani Sayuran di Hulu DAS Jeneberang Sulawesi Selatan). Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol 20 (2) July 2013: 173-183.

Pallard. B., Castellarin. S. and Montanari. A. A Look at The Links Between Drainage Density And Flood Statistics. Hydrology and Earth System Sciences, 13: 1019-1029.

Rajarjo. P. D. 209. Perubahan Penggunaan Lahan Das Kreo Terhadap Debit Puncak Dengan Aplikasi Penginderaan Jauh. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 19 No. 2 (2009).69 - 84.

Republik Indonesia. 2009. Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 328/Menhut- II/2009 tentang Penetapan Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas dalam Rangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2010-2014. Ministry of Forestry. Jakarta

Rohmat. D. and Soekarno. I. 2006. Formulasi Efek Sifat Fisik Tanah terhadap Permeabilitas dan Suction Head Tanah (Kajian Empirik untuk Meningkatkan Laju Infiltras .Jurnal Bionatura, Vol. 8 No. 1 March 20: 1-9.

Setyowati. D. L. 2014. Upaya Konservasi Lingkungan Pada Kawasan Industri Candi Kota Semarang Indonesian. Journal of Conservation. Vol. 3 No. 1 - Juni 2014 : 58-66.

Seyhan, E. 1977. Fundamentals of Hydrology. Translated by S, Subagyo. 1993. Dasar-Dasar Hidrologi. Second edition. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Sinukaban, N. 2007. Peranan Konservasi Tanah dan Air dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Bunga Rampai Konservasi Tanah dan Air 2004-2007. Masyarakat Konservasi Tanah dan Air. Jakarta

Soan. Pentewati. P., and Susilawati. 2011. Mengatasi Kerusakan Daerah Tangkapan Air Pada Pulau-Pulau Kecil Dengan Upaya Konservasi Tanah Dan Air Yang Didukung Oleh Ketersediaan Air Melalui Sistem Jebakan Air Berantai Pada Alur-Alur Alam. Jurnal Sipil UNWIRA Vol. 2 No. 1 September 2011: 16-23.

Subagyono, K., U. Haryati, and S.H. Talao'ohu. 2004. Teknologi konservasi air pada pertanian lahan kering. p. 151−188. In Konservasi Tanah pada Lahan Kering Berlereng. Center of Soil and Agroclimate Research and Development. Bogor.

Subowo. 2011. Penambangan Sistem Terbuka Ramah LIngkungan dan Upaya Reklamasi Pasca Tambang untuk Memperbaiki Kualitas Sumberdaya Lahan dan Hayati Tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan. Vol 5, No. 2 December 2011.

Suhardiman. Pengaruh Intensitas Hujan dan Kemiringan Lereng Terhadap Laju Kehilangan Tanah Pada Tanah Regosol Kelabu. Faculty of Agriculture. Universitas Hasanuddin. Makassar. 64 p.

Suharyono. E., Supriyadi, and Brian. 2015. Penilaian Daerah Tangkapan Air DAS Comal Dlam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan di Kabupaten Pemalang. Agromedia. Vol. 33 No. 2 September 2015: 87-93.

Sunarti, Sinukaban. N., Sanim. B., and Tarigan. S. D. 2008. Konversi Hutan Menjadi Lahan Usahatani Karet dan Kelapa Sawit serta Pengaruhnya Terhadap Aliran Permukaan dan Erosi Tanah di DAS Batang Pelepat. Jurnal Tanah Tropika, 13 (3), 2008: 253-260.

Supangat. A. B. 2012. Karakteristik Hidrologi Berdasarkan Parameter Morfometri Das Di Kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Journal Vol. 9 No. 3: 275-283.

Widianto, Suprayogi. D., Noveras. H., Widodo. R. H. , Purnomosidhi. P., and Noordwijk. 2004. Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian: Apakah Fungsi Hidrologis Hutan Dapat Digantikan Sistem Kopi Monokultur. Junal Agrivita. Vol 26 no. 1: 47-52.

Article Metrics

Abstract view(s): 900 time(s)
PDF: 653 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.