Inventarisasi Data Ungkungan Fisik Daerah Rencana Kawasan Wisata Jimbaran-Kedonganan Bali

Suprapto Dibyosaputro(1*)

(1) Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract

Daerah Jimbaran dan Kedonganan adalah merupakan salah satu daerah yang direncanakan untuk kawasan pariwisata pantai Pulau Bali. Tujuan penelitian ini adalah mengadakan inventarisasi data lingkungan fisik daerah tersebut yang meliputi iklim, geomorfologi, tanah, hidrologi, dan oceanografi. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi yakni pengamatan, pengukuran dan pencatatan terhadap aspek-aspek tersebut baik langsung di lapangan maupun di laboratorium. Hasil penelitian menunjukan babwa wilayaj Jimbaran dan Kedonganan sebagian besar mempunyai potensi lingkungan fisik yang baik sebagai kawasan wisata pantai. Subu rata-rata adalah 27.05° C dengan subu tertinggi terjadi pada Bulan Oktober yakni 29° C dan suhu terendah pada bulan Agustus yakni 26° C. Hujan rata-rata setahun adalah 1240 mm dengan bulan-bulan basah antara Desember hingga April, sedang bulan-bulan lainnya adalah bulan kering. Secara geomorfologis daerah penelitian merupakan teluk dimana dari tempat ini dapat melihat panorama alam yang indah yakni terbenamnya matahari di waktu sore. Daerah ini juga merupakan bagian Ieher dari suatu tombolo. Sebelah selatan daerah penelitian berbatasan dengan cliff dari batu gamping yang menambah keindahan panorama alami. Kedalaman air tanah bervariasi antara 4-7.65 meter dengan tebal air tanah antara 0.65-1.00 meter. Potensi air tanah sebesar 5.913.600 mm3, dengan pH air di beberapa daerah 7 karena adanya intrusi air taut. Potensi tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan air untuk keperluan hotel-hotel di wilayah ini sebingga harus menambah air dari luar kawasan tersebut. Wilayah teluk Jimbaran-Kedonganan ini mempunyai tinggi gelombang antara 0.25-1.60 meter, frekuensi gelombang antara 10-15 buah gelombang per menit, lebar gisk antara 75-100 meter, dengan kemiringan gisk 5-7. Di dalam teluk Jimbaran Kedonganan ini terdapat adanya teluk dan tanjung yang kecil yang letaknya selalu berpindah-pindah. Hal ini berbahaya bagi perenang di laut karena arus balik kuat (rip cureent) ke arah laut berpindah-pindah tempat pada periode waktu tertentu.

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view(s): 479 time(s)
PDF: 588 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.