PEMIKIRAN ASY-SYÂTIBÎ TENTANG MASLAHAH MURSALAH
(1) Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102 Telp. (0271) 717417, Fax (0271) 715448
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.23917/profetika.v14i1.2009
Abstract
This paper discusses the application of maslahahmursalahmethod in
establishing an Islamic law. The writerstudies AsySyatibi’s thought that defines maslahahmursalah.
He writes thatmaslahahmursalahis a new case that has not been
stated in a certain argumentation (nash) but it has benefits which are in line with (almunâsib)
Islamic law. The conformity in deed to the Islamic law (tasharrufât) does
not have to be always supported by certain argumentation (nash) that underlies and
refers to the conformity but it can be a collection of argumentations that give certain
benefits (qat’i). The new cases that contain benefits and have not had their confirmation
are decided by maslahahmursalah, whether accepted or refused. The cases are related
to muamalat not to rituals. The use of maslahahmursalahas the argumentation to
decide a law is just for the need that is dharûrî and hâjî. Deciding the benefits from an
action that will be used as argumentation on maslahahmursalah can use commonsense
maximally
Key words: Asy-Syatibi, maslahahmursalah, argumentation
Makalah ini membahas penerapan metode maslahah mursalah dalam
penetapan suatu hukum Islam. Penulis mengkaji pemikirana sy-Syâtibî, yang mendefinisikan
maslahah mursalah adalah maslahah yang ditemukan pada kasus baru
yang tidak ditunjuk oleh nash tertentu tetapi ia mengandung kemaslahatan yang sejalan
(al-munâsib) dengan tindakan syara.» Kesejalanan dengan tindakan (tasharrufât)
syara» dalam hal ini tidak harus didukung dengan dalil tertentu yang berdiri sendiri
dan menunjuk pada maslahahtersebut tetapi dapat merupakan kumpulan dalil yang
memberikan faedah yang pasti (qatȔ). Masalah-masalah baru yang belum ada
konfirmasinya, baik dibenarkan maupun ditolak, dan mengandung kemaslahatan yang
diputuskan dengan maslahah mursalah adalah berkaitan dengan masalah-masalah
muamalat, bukan berkaitan dengan ibadah. Penggunaan maslahah mursalah sebagai
dalil penetapan hukum hanya untuk kebutuhan yang sifatnya dharûrî dan hâjî.
Menentukan kemaslahatan dari suatu tindakan yang nantinya akan dijadikan dasar
pertimbangan dalam dalil maslahah mursalah dapat menggunakan akal secara
maksimal.
Kata Kunci: Asy-Syatibi, masalahah mursalah, dalil hukum
Full Text:
PDFReferences
‘Abd al-‘Azîz al-Sa‘îdî, 1979.Ibn Qudâmah wa Asaruh al-Ushûliyyah, Riyad: t.p.
al-Afjan, Abû, 1985.Min AoearFuqahâ’ al-Andalus: Fatâwâ al-Imâmasy-Syâtibî, Tunis:
Matba‘ah al-Kawâkib.
Bek, Muhammad $uârî, 1988. Ushûl al-Fiqh, Beirut: Dâr al-Fikr.
Iqbal, Muhammad, 1966.The Reconstruction of Religius Thought In Islam,terj. Ali Audah,
Jakarta: Tintamas.
Al-Marâgî,Mustafâ, 1974.al-Fath al-Mubînfîlabaqât al-Ushûliyyîn, Beirut:
MuhammadAmînRamjwaSyirkah.
al-Maudûdî, Abû al-A‘lâ, 1975.The Islamic Law and Constitution,Lahore: Islamic Publication.
Mas»ud, Muhammad Khalid, 1977. Islamic Legal Philosophy: A Study of AbûIshâq al-Shâtibî‘s
Life and Thought, Islamabad: Islamic Research Institut.
Rahmân,Fazlur, 1984.Islam,terj.Ahsin Muhammad,Bandung: Pustaka Salman.
Rahmân, Fazlur, 1984.MembukaPintu Ijtihad,terj.AnasMahyudin, Bandung: Pustaka
Salman.
ar-Raisûnî, Ahmad, 1995. Na“ariyyah al-Maqâcid »inda al-Imâm asy-Syâmibî, Riyâ: Dâr al-
»Alamiyah li al-Kitâb al-Islâmî.
Asy-Syâtibî, t.t. al-Muwâfaqât fi Usûl al-Ahkâm, Beirut: Dâr al-Ma»rifah.
al-Wâ’î, TaufîqYûsuf, t.t. Al-Bid’ahwa al-Macâlih al-Mursalah, Bayânuhâ, Ta’cîluhâ, Aqwâl
al-»Ulamâ»fîhâ, Kuwait: Dâr at-Turâoe al-Kuwait.
Article Metrics
Abstract view(s): 917 time(s)PDF: 6121 time(s)
Refbacks
- There are currently no refbacks.