PEMIKIRAN EPISTEMOLOGI AMIN ABDULLAH DAN RELEVANSINYA BAGI PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

Waston Waston(1*),

(1) Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl A. Yani Pabelan Tromol Pos 1 Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.23917/profetika.v17i01.2102

Abstract

The relation between religion and science seems to be the dichotomous view. Both
of them are like oil and water, two entities that cannot be reunited and separated. Due to “this
dispute”, science often misses their ethics, so science and modern technology have actually
humanized humans and distanced them from their nature. The conflict between them forces
many intellectual Muslims to make “epistemology bridge” for reconciling science and religion.
One of them is M. Amin Abdullah, who argues with the concept of integration-interconnection
which is the effort to avoid the dichotomous view of the science and religion (especially
Islam-science) and in the epistemology view, the concept is to close back all disciplines so there
are dialogues, communications, relationships, and mutual help. This article aims to discuss
the epistemology thought of M. Amin Abdullah concerning on integration-interconnection
with its methodology and relevance for the scientific development of higher education in Indonesia.

Keywords: Epistemology; Islam; science; Integration-interconnection.

Abstrak: Hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan tampaknya menjadi pandangan
dikotomis. Keduanya ibarat minyak dan air, dua entitas yang tidak bisa bersatu kembali dan
dipisahkan. Karena “sengketa ini” ilmu pengetahuan mencoba merangkul konsep-konsep agama
dan etika agar ilmu pengetahuan-teknologi memiliki nuansa yang manusiawi. Konflik
antara keduanya memaksa kaum Muslim intelektual membuat “jembatan epistemologi” untuk
mendamaikan sains dan agama. Salah satunya adalah M. Amin Abdullah, yang berpendapat
bahwa konsep integrasi-interkoneksi yang merupakan upaya untuk menghindari pandangan
dikotomis dari ilmu dan agama (khususnya Islam-ilmu) dan dalam pandangan epistemologi,
konsep ini mencoba menawarkan kembali semua disiplin ilmu sehingga ada dialogisasi, komunikasi,
sinergitas, dan hubungan saling membantu. Artikel ini bertujuan untuk membahas
epistemologi pemikiran M. Amin Abdullah berkenaan konsep integrasi-interkoneksi dengan
metodologi dan relevansinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan tinggi di Indonesia.

Kata kunci: Epistemologi; Islam; ilmu pengetahuan; Integrasi-interkoneksi.

Full Text:

PDF

References

Abdullah, M. Amin, “Etika Tauhidik sebagai Dasar Kesatuan Epistemologi Keilmuan

Umum dan Agama (dari Paradigma Positivistik-Sekularistik Ke Arah Teoantroposentrik-

Integralistik)”, dalam M. Amin Abdullah, dkk,. Menyatukan Kembali Ilmu-

Ilmu Agama dan Umum: Upaya Mempersatukan Epistemelogi Islam dan Umum, Yogyakarta:

Sunan Kalijaga Press, 2003.

-------------, Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif-Interkonektif, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2006.

Azra, Azyumardi, “Reintegrasi Ilmu-Ilmu dalam Islam”, dalam Zainal Abidin Bagir, dkk,

Integrasi Ilmu dan Agama: Interpretasi dan Aksi, Bandung: Mizan, 2005.

Barbour, Ian, Religion in An Age of Science, New York: Harper Collins Publisher, 1990.

https://aminabd.wordpress.com/perihal. Diakses pada 15 Mei 2016.

Kersten, Carool, “A Moroccan Philosopher in Indonesia: The Influence of Muhammad

Abid al-Jabiri on Indonesian Islamic Teaching”, http://caroolkersten.blogspot.

co.id/2015/02/a-moroccan-philosopher-in-indonesia.html. Diakses pada 7 Mei 2016.

Munthe, Bermawy, dkk., Sukses Belajar di Perguruan Tinggi: Sosialisasi pembelajaran di Perguruan

Tinggi bagi Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: CTSD UIN Sunan

Kalijaga, 2015.

Article Metrics

Abstract view(s): 3707 time(s)
PDF: 8558 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.