AKTIVITAS ANTIFUNGI CUKA NANAS (Ananas comosus) PADA PERTUMBUHAN JAMUR Malassezia furfur

Maya Dian Rakhmawatie(1*), Tefia Riswanda Lumban Gaol(2), Ika Dyah Kurniati(3)

(1) Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang
(2) 
(3) Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang
(*) Corresponding Author

Abstract

ABSTRAK 

Malassezia furfur merupakan flora normal yang terdapat pada kulit manusia, namun dapat menjadi patogen pada pasien imunosupresi. Di Indonesia, penyakit kulit pityriasis versicolor (hampir 50% penyakit kulit) disebabkan oleh M. furfur. Ketokonazol merupakan obat yang paling umum digunakan untuk pengobatan infeksi M. furfur, namun diketahui memiliki efek samping kerusakan hati. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengembangan antijamur yang lebih aman. Cuka nanas mempunyai potensi sebagai antijamur karena mengandung senyawa saponin dan tanin. Penelitian ini melakukan uji kadar hambat minimal (KHM) cuka nanas dengan metode two-fold dilution pewarnaan Resazurin Microplate Assay (REMA). Konsentrasi cuka nanas yang digunakan berada pada rentang 62.5- 4000 µg/mL. Analisis regresi digunakan untuk menilai hubungan antara konsentrasi cuka nanas dengan pertumbuhan jamur M. furfur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi cuka nanas 4000 µg/mL belum dapat menghambat pertumbuhan jamur M. furfur. Namun, berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana, diketahui terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi cuka nanas terhadap pertumbuhan jamur dengan persamaan garis y = -0,000097x + 5,88 dan nilai korelasi determinasi (R2) 0,729 = 72,9 % (p=0,000). Peningkatan dosis uji cuka nanas mungkin dapat bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan jamur M. furfur.

Kata Kunci: Antijamur, Cuka Nanas, Malassezia Furfur, Resazurin Microplate Assay.

 

ABSTRACT 

Malassezia furfur is normal flora found on human skin, but can be pathogenic in immunosuppressed patients. In tropical areas such as Indonesia, pityriasis versicolor skin disease (almost 50% of skin diseases) is caused by M. furfur.). Ketoconazole is commonly drug for the treatment of M. furfur infection, but it’s known to have hepatotoxic effects. Therefore, it’s necessary to develop safer antifungals. Pineapple vinegar has potential as an antifungal because it contains saponins and tannins. Minimum inhibitory concentration (MIC) of pineapple vinegar was carried out using two-fold dilution method and Resazurin Microplate Assay (REMA) staining. The concentration range of pineapple vinegar used is 62.5- 4000 g/mL. Regression analysis was used to assess the relationship between pineapple vinegar concentration and the growth of the M. furfur. The concentration of pineapple vinegar 4000 g/mL could not inhibit the growth of the M. furfur. However, based on a linear regression test, there is a relationship between increasing the concentration of pineapple vinegar on the growth of M. furfur, with regression line equation y = -0.000097x + 5.88 and (R2) 0.729 = 72.9% (p = 0.000). Increasing the dose of pineapple vinegar may be useful for inhibiting the growth of the M. furfur.

Keywords: Antifungal, Malassezia furfur, pineapple vinegar, pytiriasis versicolor, resazurin microplate assay

 

References

Arifin, Z., Khotimah, S., dan Rahmayanti, S. 2018. Aktivitas Antijamur Ekstrak Etil Asetat Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Candida albicans secara In Vitro. Jurnal Cerebellum. Vol. 4(3). Pp= 1106–19.

Arun, P. P. S., Vineetha, Y., Waheed, M., and Ravikanth, K. 2019. Quantification of the minimum amount of lemon juice and apple cider vinegar required for the growth inhibition of dandruff causing fungi Malassezia furfur. International Journal of Scientific Research in Biological Sciences. Vol. 6(2). Pp= 144–7.

Bakir, S., Toydemir, G., Boyacioglu, D., Beekwilder, J., and Capanoglu, E. 2016. Fruit antioxidants during vinegar processing: Changes in content and in vitro bio-accessibility. International Journal of Molecular Sciences. Vol. 17(10).

Bartholomew, D., Pull, R., and Rohrbach, K. 2018. The pineapple botany, production and uses (2nd ed.). CABI.

Berman, J., and Krysan, D. J. 2020. Drug resistance and tolerance in fungi. In Nature Reviews Microbiology (Vol. 18, Issue 6. Pp= 319–31. Nature Research.

Bramono, K., dan Budimulja, U. 2013. Dermatomikosis Suoerfisialis (S. Suyoso, W. Indriatmi, L. Ramali, S. Widaty, dan E. Ervianti, Eds.; 2nd ed.). FKUI.

Elhage, K. G., st. Claire, K., and Daveluy, S. 2021. Acetic acid and the skin: a review of vinegar in dermatology. In International Journal of Dermatology. John Wiley and Sons Inc.

Ergina, Nuryanti, S., dan Pursitasari, I. D. 2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder pada Daun Palado yang Diekstrasi dengan Pelarut Air dan Etanol. Akademika Kimia. Vol. 3(3). Pp= 165–72.

Fisher, M. C., Alastruey-Izquierdo, A., Berman, J., Bicanic, T., Bignell, E. M., Bowyer, P., Bromley, M., Brüggemann, R., Garber, G., Cornely, O. A., Gurr, S. J., Harrison, T. S., Kuijper, E., Rhodes, J., Sheppard, D. C., Warris, A., White, P. L., Xu, J., Zwaan, B., and Verweij, P. E. 2022. Tackling the emerging threat of antifungal resistance to human health. In Nature Reviews Microbiology. Nature Research.

Gaitanis, G., Magiatis, P., Hantschke, M., Bassukas, I. D., and Velegraki, A. 2012. The Malassezia genus in skin and systemic diseases. Clinical Microbiology Reviews. Vol. 25(1). Pp= 106–141.

Guerin, T. F., Mondido, M., Mcclenn, B., and Peasley, B. 2001. Application of resazurin for estimating abundance of contaminant-degrading micro-organisms.

Gupta, A. K., and Foley, K. A. 2015. Antifungal treatment for pityriasis versicolor. Journal of Fungi, 1(1). Pp= 13–29.

Hokken, M. W. J., Zwaan, B. J., Melchers, W. J. G., and Verweij, P. E. 2019. Facilitators of adaptation and antifungal resistance mechanisms in clinically relevant fungi. In Fungal Genetics and Biology. Vol. 132. Academic Press Inc.

Tanu, I. 2011. dalam Farmakologi dan Terapi FK UI 5th ed. Gaya Baru, Jakarta.

Itsa, N. S., Sukohar, A., dan Anggraini, D. I. 2018. Pemanfaatan Cuka Sari Apel Sebagai Terapi Antifungi Terhadap Infeksi Candida albicans (Kandidiasis). Majority. Pp= 290–5.

Jalianto, Khotimah, S., dan Raharjo, W. 2015. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Biji Buah Langsat (Lansium domesticum Corr.) Terhadap Jamur Candida albicans Secara In Vitro. Universitas Tanjungpura Pontianak.

Praveena, J.R., and Estherlydia, D. 2014. Comparative study of phytochemical screening and antioxidant capacities of vinegar made from peel and fruit of pineapple (Ananas comosus L.). International Journal of Pharma and Bio Sciences. Vol. 5(4). Pp= B394–B403.

Leong, C., Buttafuoco, A., Glatz, M., and Bosshard, P. P. 2017. Antifungal Susceptibility Testing of Malassezia spp. with an Optimized Colorimetric Broth Microdilution Method. Journal of Clinical Microbiology. Vol. 55(6). Pp= 1883–93.

María Luzón-Quintana, L., Castro, R., and Durán-Guerrero, E. 2021. Biotechnological Processes in Fruit Vinegar Production.

Minarni, A., Widarti, W., dan Rahman, R. 2020. Uji Daya Hambat Beberapa Jenis Obat Antijamur Pada Jamur Yang Di Isolasi Dari Kuku Kaki. Jurnal Media Analis Kesehatan. Vol. 11(2). P= 119.

Mustofa, A. 2014. Prevalensi Dan Faktor Resiko Terjadinya Pityriasis Versicolor Pada Polisi Lalu Lintas Kota Semarang. Universitas Diponegoro.

Natalia, D., Rahmayanti, S., dan Aisyah. 2017. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr. Ex K. Heyne.) terhadap Malassezia furfur secara In Vitro. Jurnal Untan. Vol. 5(1).

Wahid, A. R., dan Safwan. 2020. Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Terhadap Ekstrak Tanaman Ranting Patah Tulang (Euphorbia tirucalli L.). Jurnal Ilmu Kefarmasian. Vol. 1(1).

Rahmasari, D. S. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Pertumbuhan Koloni Jamur Malassezia Furfur Secara In Vitro [Universitas Muhammadiyah Malang].

Rahmawati, A., dan Rasiyanto, E. 2019. Potensi Estrak Daun Miana (Coleus atropurpureus) Menghambat Pertumbuhan Malassezia furfur pada Penderita Pityriasis versicolor. Medula. Vol. 6(3). Pp= 627–634.

Samad, A., Azlan, A., and Ismail, A. 2016. Therapeutic effects of vinegar: A review. In Current Opinion in Food Science. Vol. 8. Pp= 56–61. Elsevier Ltd.

Sihombing, M. A., dan Saraswati, I. 2018. Uji Efektivitas Antijamur Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Pertumbuhan Malassezia Furfur Secara In Vitro. Diponegoro Medical Journal. Vol. 7(2) Pp= 724–732.

Sofyan, A., Hikmah Buchair, N., Ilmu, B., Kulit, K., Kelamin, D., Kedokteran, F., dan Tadulako, U. 2022. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Penyakit Kulit Dan Kelamin Akibat Infeksi Jamur Di Poliklinik RSUD Undata Palu Tahun 2013-2021. Vol. 13. Pp= 384–392.

Sugawara, E., dan Nikaido, H. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (Sp. K. Dr. dr. Sri Linuwih SW Menaldi, Sp. K. Prof. dr. Kusmarinah Bramono, PhD, dan Sp. K. Dr. dr. Wresti lndriatmi, M.Epid, Eds.; 7th ed., Vol. 58, Issue 12). Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Syafina, B. S., Zulfa, F., dan Simanjuntak, K. 2020. Uji Efektivitas Cuka Apel Terhadap Pertumbuhan Malassezia furfur Secara In Vitro Dengan Metode Difusi Perforasi. Seminar Nasional Riset Kedokteran. Pp= 202–207.

Vandeputte, P., Ferrari, S., and Coste, A. T. 2012. Antifungal resistance and new strategies to control fungal infections. International Journal of Microbiology, 2012. Pp= 1–26

Article Metrics

Abstract view(s): 1836 time(s)
PDF (Bahasa Indonesia): 1389 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.