DOSIS TERTINGGI PERLAKUAN JUS CABE RAWIT MENYEBABKAN TERJADINYA EROSI MUKOSA KOLON YANG LEBIH MINIMAL DIBANDING DOSIS PERLAKUAN YANG LEBIH RENDAH LAINNYA

Sherly Usman(1*)

(1) Departemen Histologi dan Biologi Sel, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract

ABSTRAK 

Cabai rawit mengandung capsaicin sebagai zat dengan kemampuan proinflamasi dan sekaligus antioksidan. Penelitian sebelumnya, pemberian dosis bertingkat jus cabai rawit pada tikus terjadi perbaikan mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui histopatologi mukosa usus besar tikus model yang diinduksi oleh jus cabai rawit dosis bertingkat. Jenis penelitian Quasy eksperimental, posttest only control group design. Dua puluh ekor tikus wistar dibagi menjadi kelompok kontrol (K) dan 4 kelompok perlakuan (C45, C90, C135, dan C180). Kelompok perlakuan diberi jus cabe rawit masing-masing 45 mg, 90 mg, 135 mg, dan 180 mg selama 6 hari. Hari ke-7 diterminasi, organ usus besar dibuat preparat histologi pengecatan Hematoxylen-eosin (HE). Data skoring derajat erosi epitel diuji normalitas Saphiro Wilk dan uji Kruskall Wallis. Hasil menunjukkan adanya erosi mukosa bermakna (p< 0.05) pada semua kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol (K), dengan derajat erosi terberat pada C135, sedangkan derajat erosi teringan pada C180.Kesimpulan penelitian ini adalah jus cabe rawit menyebabkan erosi mukosa kolon tikus pada semua dosis perlakuan, dengan derajat erosi terendah pada dosis tertinggi perlakuan (180 mg/hari).

Kata Kunci: Jus Cabe Rawit, Derajat Erosi, Usus Besar

 

ABSTRACT 

Cayenne pepper contains Capsaicin as a pro-inflammatory and antioxidant. In previous studies, giving a graded dose of cayenne pepper juice in rat resulted in an healing in the gastric mucosa. The aim of this study was to examine histopathology of large intestine mucosa rat induced by cayenne pepper juice This study aims to determine the histopathology of the rat model of the large intestine mucosa induced by cayenne pepper juice in graded doses. This research type was Quasy experimental, posttest only control group design. Twenty wistar rats were divided into control group (K) and 4 treatment groups (C45, C90, C135, and C180). The treatment group was given cayenne pepper juice, respectively 45 mg, 90 mg, 135 mg, and 180 mg for 6 days. On the 7th day of termination, the large intestine was made histology preparations with Hematoxylen-eosin (HE) staining. The data of epithelial erosion degree scoring were tested by Saphiro Wilk test and Kruskall Wallis test. The results showed that there were significant (p<0.05) mucosal erosion in all treatment groups to control group (K), with the heaviest degree of erosion at C135, while the lightest degree of erosion was at C180. The conclusion of this study was that cayenne pepper juice caused erosion of the colonic mucosa of rats at all treatment doses, with the lowest degree of erosion at the highest dose of treatment (180 mg/day).

Keywords: Cayenne Pepper Juice, Erosion Degree, Colon Mucosa

References

Elmitra, E., Apriyati, O., dan Sepriani, T.L. 2019. Uji Efektivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Cabe Rawit (Solanum Frutescens. L) Pada Mencit Jantan (Mus Muscullus) Dengan Metode Induksi Caraagenan. Journal Academi Pharmacy Prayoga. Vol. 4(2). Pp= 1-13.

Fakhrurrazi, F., Hakim R. F., dan Chairunissa A. 2020. Efek Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) terhadap Penyembuhan Luka Mukosa Tikus Wistar (Rattus Norvegicus). Cakradonya Dental Journal. Vol. 12(2). Pp =119-125.

Gurnani, N., Gupta, M., Mehta D., and Mehta B. K. 2016. Chemical composition, total phenolic and flavonoid contents, and in vitro antimicrobial and antioxidant activities of crude extracts from red chilli seeds (Capsicum frutescens L.). Journal of Taibah University for Science. Vol.10(4). Pp =462-470.

Kusnadi, J., Andayani, D.W., Zubaidah, E., dan Arumingtyas, E. L. 2019. Ekstraksi senyawa bioaktif cabai rawit (Capsicum frutescens L.) menggunakan metode ekstraksi gelombang ultrasonik. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol.20(2). Pp =79-84.

Kurniawan, A. dan I. Ita. 2020. Analisis Faktor-Faktor Permintaan Cabai Merah Kering Impor oleh Pedagang Bumbu di Pasar Perumnas Kota Palembang Sumatera Selatan. MBIA Vol. 19(2) Pp= 121-131.

Kusumastuti, E., Handajani, J., Susilowati, H., Kedokteran F. 2014. Ekspresi COX-2 dan jumlah neutrofil fase inflamasi pada proses penyembuhan luka setelah pemberian sistemik ekstrak etanolik rosela (Hibiscus sabdariffa)(studi in vivo pada tikus wistar). Maj Ked Gi J Indo. Vol. 21(1) Pp=13-19.

Marhadianti, A., Lukmayani, Y., dan Syafnir L. 2019. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid yang Berpotensi sebagai Antioksidan dari Ekstrak Metanol Daun Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.). Prosiding Farmasi Pp=543-550.

Nurbaiti, N. dan Artileristiana, D. 2016. Pengaruh Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frustecens L) terhadap Jumlah Leukosit pada Tikus Putih Jantan. Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan. Vol. 3(4).

Nur’aeny, N., Hidayat, W., dan Wahyuni, I. S. 2017. Radikal Bebas dan Lesi Mukosa Mulut: Tinjauan Pustaka. Conference: Bandung Dentistry 2017.

Nikmah, L. M. 2019. Efek Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma longa) terhadap Struktur Histologi Rektum Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Dextran Sodium Sulphate (DSS). Jurnal ILMU DASAR, Vol.20 No. 1. Pp= 13-18

Payne, S. C., Furness, J. B., Burns, O., Sedo, A., Hyakumura, T. R., and Shepherd K. 2018. An objective in vivo diagnostic method for inflammatory bowel disease. Royal Society Open Science. Vol 5(3). Pp=180107.

Rachmawati, R., Defiani, M., dan Suriani, N. L. 2009. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kandungan vitamin C pada cabai rawit putih (Capsicum frustescens). Jurnal Biologi. Vol 13(2) Pp= 36-40.

Salimi, Y. K. 2015. Kajian senyawa antioksidan dan anti inflamasi tumbuhan obat Binahong (Andredera cordifolia (ten.) steenis) asal Gorontalo. Ung Repository. Vol. 6 (4353)

Teng, P., Kairupan, C., Loho, L.2013. Gambaran Histopatologi Lambung Tikus Wistar Yang Diberi Cabe Rawit (Capsicum Frutescens). e-Biomedik. Vol 1(3).

Taolini, C. 2019. Efek antimikroba capsaicin. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Vol. 8(2) Pp= 212-216.

Tambunan, L. R., Ningsih, W., Ayu, N. P., Nanda, H. 2018. Penentuan Kadar Vitamin C Beberapa Jenis Cabai (Capsicum sp.) dengan Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Kimia Riset. Vol 3(1) Pp= 1-5.

Usman, S. 2016. Tingkat Kerusakan Mukosa Lambung pada Tikus Model yang Dinduksi Etanol. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Vol. 16(1) Pp= 33-40.

Wirandoko, I. H. 2017. Pengaruh Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frustecens L) Terhadap Jumlah Leukosit Pada Tikus Putih Jantan. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol. 2(9) Pp=79-87.

Wang, X., Yu,L., G. Zhang F.Li., Zhou, W., Jiang, X. 2019. Synthesis of amide derivatives containing capsaicin and their antioxidant and antibacterial activities. Journal of food biochemistry. Vol.43(12) Pp= e13061

Article Metrics

Abstract view(s): 838 time(s)
PDF (Bahasa Indonesia): 516 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.