Pendekatan Hidrologi untuk Penilaian Kegiatan Pengeloiaan DAS
Alif Noor Anna(1*)(1) Universitas Muhammadiyah Surakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Dalam evaluasi sumber daya air sasaran wilayahnya adalah daerah aliran sungai (DAS), karena pada DAS merupakan satu kesatuan sistem aliran energi, di dalamnya terdapat input, (berupa hujan), prosesor (kondisi DAS) dan output (limpasan bersama suspensinya). Disamping itu pemantauan hasil proses yang berhubungan dengan ekosistem akan lebih mudah dilakukan.
Karakter DAS ditentukan oleh kondisi lingkungan fisik, biologik dan peradaban manusia pada kawasan tersebut. Karena DAS merupakan satu sistem dimana bila ada prosesor terdapat suatu perubahan, maka akan didapatkan hasil yang berbeda pada outputnya. Dengan kata lain satu lingkungan DAS terjadi perubahan, maka segera diikuti perubahan lingkungan yang lain.
Dengan dasar pemikiran di atas, maka debit aliran sebagai keluaran bersama air, desimen dan unsur hara dapat dipakai untuk mengevaluasi kondisi DAS pada saat bersangkutan. Oleh karena itu pendekatan hidrologi dapat digunakan untuk mengevaluasi pengelolaan DAS. Indikator yang biasa dipakai adalah indeks Water Regime, koefisien aliran, sediment yield dan unsur kimia bersama unsur hara yang menyertainya.
Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti Sri Mulat Y (1984), Sarwono (1986), M. Fachrudin (7986) dan Maryono (1990). Dari peneliti tersebut ternyata tidak semua parameter hidrologi digunakan untuk mengevaluasi pengelolaan DAS, hanya beberapa yang digunakan, namun dalam evaluasinya menggunakan data seri dengan cara melihat trend (kecenderungan) masing-masing parameter dari tahun ke tahun berikutnya. Dari hasil yang didapatkan ternyata parameter hidrologi mempunyai kecenderungan yang menurun setelah dilakukan pengelolaan DAS.
Dari bukti diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan hidrologi dapat digunakan sebagai salah satu cara evaluasi pelaksanaan pengelolaan DAS. Namun pendekatan ini tidak dapat menunjukkan lokasi mana yang menghasilkan debit bersama suspensi dan unsur hara yang paling potensial. Di samping itu belum ada suatu kriteria yang baku guna menilai kondisi DAS, sehingga masih menyulitkan dalam analisanya.
Karakter DAS ditentukan oleh kondisi lingkungan fisik, biologik dan peradaban manusia pada kawasan tersebut. Karena DAS merupakan satu sistem dimana bila ada prosesor terdapat suatu perubahan, maka akan didapatkan hasil yang berbeda pada outputnya. Dengan kata lain satu lingkungan DAS terjadi perubahan, maka segera diikuti perubahan lingkungan yang lain.
Dengan dasar pemikiran di atas, maka debit aliran sebagai keluaran bersama air, desimen dan unsur hara dapat dipakai untuk mengevaluasi kondisi DAS pada saat bersangkutan. Oleh karena itu pendekatan hidrologi dapat digunakan untuk mengevaluasi pengelolaan DAS. Indikator yang biasa dipakai adalah indeks Water Regime, koefisien aliran, sediment yield dan unsur kimia bersama unsur hara yang menyertainya.
Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti Sri Mulat Y (1984), Sarwono (1986), M. Fachrudin (7986) dan Maryono (1990). Dari peneliti tersebut ternyata tidak semua parameter hidrologi digunakan untuk mengevaluasi pengelolaan DAS, hanya beberapa yang digunakan, namun dalam evaluasinya menggunakan data seri dengan cara melihat trend (kecenderungan) masing-masing parameter dari tahun ke tahun berikutnya. Dari hasil yang didapatkan ternyata parameter hidrologi mempunyai kecenderungan yang menurun setelah dilakukan pengelolaan DAS.
Dari bukti diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan hidrologi dapat digunakan sebagai salah satu cara evaluasi pelaksanaan pengelolaan DAS. Namun pendekatan ini tidak dapat menunjukkan lokasi mana yang menghasilkan debit bersama suspensi dan unsur hara yang paling potensial. Di samping itu belum ada suatu kriteria yang baku guna menilai kondisi DAS, sehingga masih menyulitkan dalam analisanya.
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view(s): 1111 time(s)PDF: 787 time(s)
Refbacks
- There are currently no refbacks.