Spatial Pattern of Bathymetry in Wangi-Wangi Island and Its Surrounding Based on GEBCO Data and Nautical Map

Yulius Yulius(1*), H L Salim(2), M Ramdhan(3)

(1) Pusat Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Litbang KP, KKP Jalan Pasir Putih I Ancol Timur 14430 Jakarta – Indonesia Telp/Fax: +62 21 64711654
(2) Pusat Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Litbang KP, KKP Jalan Pasir Putih I Ancol Timur 14430 Jakarta – Indonesia Telp/Fax: +62 21 64711654
(3) Pusat Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Litbang KP, KKP Jalan Pasir Putih I Ancol Timur 14430 Jakarta – Indonesia Telp/Fax: +62 21 64711654
(*) Corresponding Author

Abstract

The study aims is to define bathymetry based on General Bathymetric Chart of the Oceans (GEBCO) and Nautical Map using GIS technique. The methods used in this study are the kriging method which combines the spatial correlation among the data using GIS and Remote Sensing software. The result shows that bathymetry at research area can be divided into five classes, these are: (1) 0-2 meter with area of 1.797,61 hectare, (2) 2-5 meter with area of 2.059,06 hectare, (3) 5-10 meter with area of 1.184,02 hectare, (4) 10-25 meter with area of 3.025.00 hectare, (5) 25-200 meter with area of 5.648.62 hectare.The spatial pattern of bathymetry dispersed from the shallow water at the edge of beach and more deep at the offshore, except at the eastern side of Wangi-Wangi island which has barrier reef and created basin between them.

Keywords

Bathymetry; Coral Triangle Initiative; Geographic Information System (GIS); Wangi-wangi Island

Full Text:

PDF

References

Ayiful, R.A. 2004. Strategi Pengembangan Kegiatan Pariwisata di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi Sulawesi Tenggara [Tugas Akhir]. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2010.Kabupaten Wakatobi dalam Angka Tahun 2010.Badan Pusat Statistik (BPS). Wanci. 1-15hlm.

Balai Taman Nasional Wakatobi. 2010. Statistik Balai Taman Nasional Wakatobi 2009/2010.Jakarta.

Canadian Hydrographic Service Fisheries and Oceans. 1998. Standard for Hydrographic Survey 2nd edition. Canada

Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL (Dishidros). 2003. Kepanduan Bahari Indonesia Jilid II.Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL. Jakarta. 723-752hlm.

Kementerian Dalam Negeri. 2002.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2002 Tentang Hak dan Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing dalam Melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan Melalui Alur Laut Kepulauan yang Ditetapkan. Jakarta. 1-20hlm.

Rangka, N.A., dan Paena, M. 2012. Potensi dan Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) di Sekitar Perairan Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. J. Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(2):151-159.

Reef Check Indonesia. 2007. Satu Dekade Pemantauan Reef Check: Kondisi dan Kecenderungan pada Terumbu Karang Indonesia. www.reefcheck.or.id

Siregar, V.P., dan Selamat, M.B. 2009. Interpolator Dalam Pembuatan Kontur Peta Batimetri. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis:1(1):39-47.

Starling, L. D. 2003. A Comparison of Spatial Interpolation Techniques For Determining Shoaling Rates of The Atlantic Ocean Channel. Thesis. Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University. Blacksburg. Virginia.

Yulius,Prihatno, H., dan Suhelmi, I.R. 2011. Pola Spasial Kedalaman Perairan di Teluk Bungus, Kota Padang.Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan VII ISOI 2010:205-212.

Article Metrics

Abstract view(s): 560 time(s)
PDF: 572 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.