Transformasi Fungsi Ruang Sirkulasi pada Rumah Susun (Studi Kasus : Rumah Susun Pekunden Kota Semarang)
Yoka Resta Saputra(1*), L.M.F Purwanto Purwanto(2), Supriyono Supriyono(3)(1) Program Studi Magister Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik Soegijapranata
(2) Program Studi Magister Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik Soegijapranata
(3) Program Studi Magister Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik Soegijapranata
(*) Corresponding Author
Abstract
Tranformasi fungsi ruang sirkulasi menjadi fungsi lainnya terjadi di Rumah Susun Pekunden Kota Semarang. Ruang sirkulasi kini dimanfaatkan untuk kegiatan seperti meletakan barang rumah tangga yang tidak terpakai, interaksi sosial maupun membuka lapak dagangan dan lain lain. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan cara studi kasus, lalu mengumpulkan data temuan pada lokasi fokus amatan, dan juga proses wawancara dengan pemangku kepentingan pejabat UPTD Rusunawa Kota Semarang. Hal yang dianalisa dalam penelitian ini adalah mengapa terjadi kegiatan yang seharusnya tidak dilakukan namun sekarang dilakukan pada ruang sirkulasi. Hasil yang didapatkan adalah bahwa ruang sirkulasi pada Rumah Susun Pekunden Semarang mengalami alih fungsi pada semua blok dikarenakan tidak adanya ruang komunal di setiap lantai dan penghuni unit hunian rumah susun merasa unit terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung barang mereka di dalam unit. Hal ini menyimpulkan bahwa ruang sirkulasi pada fokus amatan telah mengalami pergeseran fungsi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aduwo, E. B., Ibem, E. O., & Opoko, A. P. (2013). Residents’ transformation of dwelling units in public housing estates in Lagos, Nigeria: Implications for policy and practice. International Journal of Education and Research, 1(4), 5–20.
Anugrah, D., & Ardoni, A. (2013). Penataan Ruangan di Perpustakaan Umum Kota Solok. Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, 1(2), 1–8.
Asryaty, A. (2012). Perlindungan Hukum Terhadap Kepemilikan Hak Atas Satuan Rumah Susun Di Pekunden Kota Semarang. Diponegoro University.
Avogo, F. A., Wedam, E. A., & Opoku, S. M. (2017). Housing transformation and livelihood outcomes in Accra, Ghana. Cities, 68, 92–103.
Bahri, S. (2005). Rumah susun sebagai bentuk budaya bermukim masyarakat modern. Jurnal Sistem Teknik Industri, 6(3), 97–102.
Bramley, G., Pawson, H., White, M., Watkins, D., & Pleace, N. (2010). Estimating housing needs.
Diovanni, A. P., & Sunarti, S. (2021). Transformasi Perumahan pada Kawasan Rumah Susun Pekunden di Kota Semarang. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 10(2), 76–90.
Indonesia, P. R., & Indonesia, P. R. (1985). Undang Undang No. 16 Tahun 1985 Tentang: Rumah Susun. Sekretariat Negara. Jakarta.
Nayoan, S. J., & Mandey, J. C. (2011). Transformasi sebagai strategi desain. Media Matrasain, 8(2).
Putra, A. M., & Yuantari, M. G. C. (2015). Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Terhadap Ancaman Kebakaran Pada Anak Usia 10-15 Tahun di Rumah Susun Pekunden Kota Semarang. VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(1).
Rahman, H., Sastrawan, A., & Soesanti, S. (2006). Pola Penataan Zona Massa Dan Ruang Terbuka Pada Perumahan Waterfront (Studi Kasus: Perumahan Pantai Indah Kapuk). DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), 34(2), 115–121.
Ridlo, M. A. (2001). Kemiskinan di Perkotaan. Unissula Press, Cetakan Pe.
Sunarti, Rahdriawan, M., Dewi, A. P., & Widiarta, J. R. (2018). Hierarchy model of Tambak Lorok slum area transformation to support marine tourism kampong. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 202(1), 12061.
Todaro, M. P. (1998). Differential Urbanization: Integrating Spatial Models. Population and Development Review, 24(3), 647.
Yudohusodo, S. (1991). Rumah untuk seluruh Rakyat. INKOPPOL, Unit Percetakan Bharakerta.
Article Metrics
Abstract view(s): 220 time(s)PDF: 272 time(s)
Refbacks
- There are currently no refbacks.