ADAPTASI LINGUISTIK BAHASA LUAR TERHADAP TRADISI LISAN (MANTRA) MASYARAKAT BAJO: SEBUAH TRANSFORMASI BUDAYA TERTUTUP KE BUDAYA TERBUKA
Syarifuddin Syarifuddin(1*)(1) Pusat Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur
(*) Corresponding Author
Abstract
Mantra majik nelayan Bajo di Sumbawa berkaitan dengan budaya-budaya lain.
Adaptasi linguistiklah yang menekankan penyatuan dan perbedaan sekalipun dalam bentuk kata. Oleh karenanya, hal ini menunjukkan budaya Bajo berubah. Perubahan budaya merupakan suatu pergeseran dari budaya terbuka ke budaya tertutup yang dapat diperlihatkan dari tempat tinggal di laut dan di darat; sehingga sistem pengembara dapat hidup saling berdampingan dengan etnis lain di Nusantara.
Kata Kunci: mantra kajik, adaptasi bahasa, transformasi budaya.
Full Text:
PDFReferences
Ahimsa-Putra, H.S. 2001. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta: Galang Press.
Foley, William A. 1997. Anthropological Linguistics: an Introduction. Malden, USA: Blackwell Publishers Inc.
Mahsun. 2006. Bahasa dan Relasi Sosial: Telaah Kesepadanan Adaptasi Linguistik dengan Adaptasi Sosial. Yogyakarta: Gama Media.
Saputra, H.S.P. 1999. “Mantra Using: Suatu Pemahaman Awal”. Argapura, Vol. 19, No. 1 dan 2: 13-25.
Soedjijono, et al. 1987. Struktur dan Isi Mantra Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
Syarifuddin. 2008. “Mantra Nelayan Bajo di Sumbawa: Tinjauan Bentuk dan Isi (Makna)”. Humaniora, Vol. 20, No. 1: 102-115.
Yusuf, Y, et. Al. 2001. Struktur dan Fungsi Mantra Bahasa Aceh. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
Article Metrics
Abstract view(s): 570 time(s)PDF: 590 time(s)
Refbacks
- There are currently no refbacks.