STRES PADA PENYINTAS GEMPA YANG MENGALAMI CACAT FISIK

Siti Urbayatun(1*),

(1) 
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.23917/indigenous.v13i1.2329

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah stress pada penyintas  yang mengalami cacat fisik. Subyek penelitian ini adalah dua penyintas gempa yang mengalami
cacat fisik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yakni menggunakan pendekatan fenomenologis dengan thematic analysis. Sebagai pelengkap, data diuji lagi dengan triangulasi melalui FGD dengan kelompok penderita cacat.  FGD dilakukan 1 kali dengan 7 responden. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan FGD ditemukan beberapa stresor yang sekarang dihadapi penyandang cacat adalah: a) masalah fisik, antara lain badan masih sakit dan nyeri; b) masalah psikologis, seperti sedih, jengkel; c) mobilitas yang terganggu akibat kecacatannya; d) masalah pekerjaan, yakni terputusnya subyek dengan pekerjaan sebelumnya; dan e) kurangnya modal untuk kelanjutan hidup mereka.

Full Text:

PDF

References

Chun, S. & Lee, Y. (2008). The experience of post-traumatic growth for people with spinal cord injury. Qualitative Health Research, 18 (7), 877-890. DOI:10.1177/1049732308318028.

http://qhr.sagepub.com/cgi/content/abstract/18/7/1877, akses 30 Oktober 2009.

Harper, D.C. (1983). Personality correlates and degree of impairment in male adolescent with progressive and non-progressive physical diorders.

Kumara, A. & Susetyo, Y. F. (2008). Hubungan sistem kepercayaan dan strategi menyelesaikan masalah pada korban bencana gempa bumi. Jurnal Psikologi, 35 (2), 116-150.

Lazarus, R. S. (1993). From psychological stress to the emotions: A history of changing outlooks. Annu. Rev. Psychollogy, 44, 1-21.

Lazarus, R. S. (1999). Hope: An emotion and a vital coping resource against despair. Social Research, 66 (2), 653-678.

Lazarus, R. S. (2003).Does the positive psychology movement have legs? Psychollogical Inquiry, 14 (2), 93-109.

Lazarus, R. S. (2006). Emotions and interpersonal relationships: toward a person-centered conceptualization of emotion and coping: Journal of Personality, 74 (1), 9-46. DOI:

1111/j.1467-6494.2005.00368.x

Matthieu, M. M. & Ivanoff, A. (2006). Using Stress, Appraisals and Coping Theories In Clinical Practice: Assestment Of Coping Strategies After Disasters, Brief Treatment

and Crisis Intervention, 64 (4), 337- 348. Rochester: Oxford University Press, Inc. doi: 10.1093/brief-treatmentmhl009.

Muallimin, E. & Urbayatun, S. 2008. Pengaruh Terapi Bermain terhadap Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD) pada anak korban gempa siswa SD Muhammadiyah Bleber,

Prambanan, Yogyakarta. Humanitas. Jurnal Psikologi UAD. Vol.4, jan, 2008, p. 58-66.

Muslim & Sugiarmin, M. (1996). Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tuna Daksa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Quine, L. & Pahl, J. (1991). Stress and coping in mothers caring for a child with severe learning difficulties: A test of Lazarus’ transactional model of coping. Journal of Community & Applied Social Psychology, 1, 57-70.

Urbayatun, S. 2008. Studi Meta-analisis Hubungan Antara Social-support dengan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Psikologika, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, Vol 13, No.5, 85-101.

www.questia.com (http://regionalinvestment.com) tanggal akses 22 Maret 2008

(http://www.wikipedia.com) tanggal akses 22 Maret 2008

Article Metrics

Abstract view(s): 618 time(s)
PDF: 377 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.