Pemberdayaan dan Penguatan Daya Saing Usaha dengan Penerapan Lean Six-Sigma Concept, Studi Kasus
Hari Supriyanto(1*)(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Dinamika dan perkembangan ekonomi global dapat memberikan sinyal positif terhadap pentingnya peningkatan pemberdayaan dan daya saing produk di pasar. Dibutuhkan pemikiran untuk membangun keunggulan kompetitif, yang menjadi dasar bagi peningkatan produksi dan daya saing bisnis. Peningkatan produksi merupakan serangkaian aktifitas untuk membentuk produktifitas. Bila salah satu aktifitas produksi mengalami kegagalam maka akan berpengaruh pada kualitas dan kapasitas produksi. Kegagalan biasanya terindikasi dari waste/ pemborosan yang muncul di sepanjang value stream. Terdapat indikasi defect yang tinggi melebihi 10% di sortir dan packaging process. Permasalahan utama adalah adanya waste/ pemborosan yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kapasitas produksi. Paper ini akan mengidentifikasi waste yang terjadi di proses produksi, mencari akar penyebab terjadinya waste, dan membangun alternatif solusi perbaikan. Diperlukan pemikiran kreatif untuk dapat menaikkan efisiensi sumber daya dan daya saing bisnis di pasar. Metoda yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan adalah Lean six-sigma. Konsep ini menelusuri permasalahan inefisiensi dengan mencari non value added activity dari munculnya waste di sepanjang value stream. Kemunculan waste selanjutnya diidentifikasi lebih dalam dengan root cause analisys (RCA) dan failure mode and effects analysis (FMEA). Hasil akhir dari FMEA adalah risk priority number (RPN) yang menggambarkan prioritas atas mode resiko untuk dilakukan perbaikan. Dari hasil prioritas dirancang 3 alternatif perbaikan yaitu pelatihan operator, pembuatan SOP proses produksi, dan pelatihan karyawan quality control. Dengan pendekatan net present value (NPV), maka diperoleh nilai NPV yang positif, artinya alternatif tersebut adalah layak untuk dijalankan. Alternatif ini meningkatkan nilai sigma dari sigma awal sebesar 2,80 menjadi 3,30. Kenaikan nilai sigma akan memberi indikasi adanya penurunan tingkat defect per million opportunities (DPMO), dan berakibat pada penurunan biaya sampai 20%.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Dora, M., Van Goubergen, D., Kumar, M., Molnar, A. and Gellynck, X. 2014. Application of lean practices in SME food enterprises. British Food Journal, 116, 1 pp. 125-141
Ga, M., Yang, M., Hong, P. and Modi, S. B. 2011. Impact of Lean Manufacturing and Environmental Management on Business Performance: An Empirical Study of Manufacturing Firm. Journal of Production Economic, 129 (2) pp. 251-261
Gaspersz, V. 2007. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Gibbons, P.M. and Burgers, S.C. 2010. Improving OEE as a measure of lean six sigma capability, International Journal of Lean Six Sigma, Vol.10 No. 2 pp. 134-156. (14)
Harisupriyanto, 2013. Seminar on Aplication and research in industrial technology (SMART);' Generate alternatif solusi berdasarkan reduksi waste dan RCA', ISBN: 978-602-14272-0-0 hal. D-25, UGM, Yogyakarta
Harisupriyanto and Diesta I. M. 2017. A Lean six-sigma manufacturing process case study, International Journal of Mechanical Engineering and Technology (IJMET), Vol. 8, Iss. 7, pp. 01-11,
Hines, Peter, and Taylor, D. 2000. “Going Lean”. Proceeding of Lean Enterprise Research Centre Cardiff Business School, UK
Pande, P.S, Neuman, R. P, and Roland R. Cavanagh. 2002. The Six Sigma Way: Team Fieldbook, an Implementation Guide for Process Improvement. McGraw-Hill
Pyzdek, T. and Keller, P. 2010. The six sigma handbook: a complete guide for green belts, black belts, and managers at all levels. USA: McGraw-Hill
Taylor, D. and Brunt, D. 2001. Manufacturing Operations and Supply Chain Management : The Lean Approach. High Holborn, London: Thomson Learning.
Article Metrics
Abstract view(s): 747 time(s)PDF: 719 time(s)
Refbacks
- There are currently no refbacks.