Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Jamur Endofit Dari Daun Kemangi (Ocimum sanctum) Terhadap Bakteri Penyakit Infeksi Pada Kulit

Uswatun Hasanah(1), Dahryana Tiwi Pratiwi(2*)

(1) Jurusan Biologi, Program Studi Biologi, Universitas Negeri Medan Jl. Williem Iskandar Pasar V, Medan Estate, Kota Medan
(2) Jurusan Biologi, Program Studi Biologi, Universitas Negeri Medan Jl. Williem Iskandar Pasar V, Medan Estate, Kota Medan
(*) Corresponding Author

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu permasalahan kesehatan di masyarakat yang tidak pernah dapat diatasi secara tuntas yang menjadi penyebab utama penyakit di daerah tropis seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah isolat yang ditemukan dari daun kemangi (Ocimum sanctum) yang memiliki daya hambat pertumbuhan pada bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus pyogenes. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu dengan menguji senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh jamur endofit daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus pyogenes. Metode yang digunakan untuk uji antibakteri adalah metode difusi yaitu menurut metode Kirby-Bauer dengan menggunakan kertas cakram kemudian diamati zona bening yang terbentuk dan diukur diameternya. Hasil aktivitas antibakteri isolat JEK 2 terhadap bakteri uji menunjukkan efek paling baik dalam menghambat bakteri uji yaitu pada Staphylococcus aureus sebesar 12, 85 mm yang dikategorikan kuat, pada Staphylococcus epidermidis sebesar 10,6 mm yang dikategorikan kuat, sedangkan Streptococcus pyogenes sebesar 11,75 mm dikategorikan kuat. Penelitian ini untuk memperoleh data ilmiah mengenai aktivitas antibakteri ekstrak daun kemangi sehingga penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan dapat menjadi dasar penggunaan untuk menemukan obat-obat baru yang berguna dalam kehidupan manusia.

Keywords

Jamur endofit, Ocimum sanctum, antibakteri, Uji Aktivitas, Antibakteri, Bakteri Uji

References

Ahmad, I. M., Kun, H., Agus, S., 2013. Pemanfaatan Kemangi (Ocimum sanctum) Sebagai Substitusi Aroma Pada Pembuatan Sabun Herbal Antioksidan, https://publikasiilmiah. ums. ac. id.

Agbor, V. O., Ma’ori, L., and Opajobi, S. O. 2011. Bacterial Resistance to Cephalosporins Clinical Isolats in Jos University Teaching Hospital (JUTH). NewYorkScienceJournal,4(9):4649,https://academic. oup. com/cid/article/24/3/487/430953.

Dattani, M., 2008. Ocimum Sanctum And Its Therapeutic Applications. PharmaceuticalReviews,6. Availableat:therapeuticapplications,https://www. ncbi. nlm. nihgov.

Djide, M. N. & Sartini. (2008). Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi. Makassar: Lembaga Penerbitan Unhas.

Dwilestari, Awaloei. H., Jimmy. P.,& Robert. B . 2015. Uji Efek Antibakteri Jamur Endofit Pada Daun Mangrove Sonneratia alba Terhadap Bakteri Uji Staphylococcus aureusdan Escherichia coli. Jurnal E-Biomedik (Ebm),3(1),https://ejournal. unsrat. ac. id.

Fitriana & Eka, N. (2017). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Isolat Fungi Endofit dari Akar Mangrove (Rhizophora apiculata Blume) secara KLT Bioautografi. As-Syifaa,9(1): 27-36.

Haniah, M. 2008. Isolasi Jamur Endofit dari Daun sirih (Piper betle L. ) sebagai Antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Skripsi, Fakultas SAINS dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang, Malang.

Heinrich, M. 2009. Farmakognasi dan Fitoterapi., Jakarta: Buku Kedokteran Indonesia.

Ismail, Megawati & Nur, F. B. (2018). Exploration of Endofit Fungus from Binahong (Anredera cordifolia (Ten. )Steen) as Antibacterial. Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences, 3(2): 22-27.

Jawetz, E., J. Melnick & Adelberg. (2010). Mikrobiologi Kedokteran (Edisi 25). Jakarta: EGC.

Rusli, R. K. & Pina, M. (2020). Penelusuran Fungi Endofit pada Daun Kopasanda (Chromolaena odorata L. ) yang Berpotensi sebagai Penghasil Antibakteri terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Kulit. Jurnal Farmasi, 12(1): 64-69.

Pelczar, M. J. & Chan. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Prihatiningtias, W. (2006). Mikroba Endofit Sumber Penghasil Antibiotik yang Potensial. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM.

Radji, M. (2005). Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian, 11: 113-126.

Jawetz, M., Adelberg. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi XXII. diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 205-209. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Kumala, S. & E. B. Siswanto. (2007). Isolation and Screening of Endophytic Microbes from Morinda citrifolia and Their Ability to Produce Anti-Microbial Substances. Microbiology Indonesia, 1(3): 145-148.

Kumala, S., Juniarti, H. D. & Wahyudi, P. (2008). Isolasi Mikroba Endofit dari Ranting Tanaman Trengguli (Cassia fistula L) dan Aktivitas Enzim Xilanase. Jurnal Bahan Alam Indonesia, 6(4): 139-144.

Kumala, S. (2019). Mikroba Endofit:Pemanfaatan Mikroba Endofit dalam Bidang Farmasi (Edisi 2). Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Shintia, Inna. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Kapang Endofit Makroalga Eucheuma sp. . Skripsi, Fakultas SAINS dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar, Makassar.

Simarmata, R.,S. Lekalompessy, & H. Sukiman. 2007. Isolasi Mikroba Endofitik dari Tanaman Obat Sambung Nyawa Gynura procumbens dan Analisis Potensinya sebagai Antimikroba. Berk. Penelitian. Hayati 13 : 85-90

Soedarto. 2015. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto.

Setiawan, M. & Musdalipah. (2018). Uji Daya Hambat Antibakteri Fungi Endofit Daun Beluntas (Pluchea indica (L. )Less. )terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 4(1): 53-60.

Sugiyarto. 2004. Soil Macro-invertebrates Diversity and Inter-Cropping Plants Productivity in Agroforestry System based on Sengon. [Dissertation]. Brawijaya University, Malang.

Article Metrics

Abstract view(s): 935 time(s)
PDF (Bahasa Indonesia): 429 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.