Mapping Social and Economic Vulnerability in Forest and Peatland Fire Disaster in Bengkalis Regency, Riau Province
Eko Ahmad Riyanto(1*)(1) Master Program of Geo-Information for Spatial Planning and Disaster Management, Post Graduate School, Gadjah Mada University
(*) Corresponding Author
Abstract
Full Text:
PDFReferences
Adinugroho, W. C., I N.N. Suryadiputra, Bambang Hero Saharjo dan LabueniSiboro. (2005)Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International-Indonesia programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Indonesia.
BNPB.(2010)Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014. Jakarta: Direktorat Mitigasi BNPB.
BNPB dan BIG.(2012)Atlas Kebencanaan Indonesia 2011.Badan Nasional Penanggulangan Bencana & Badan Informasi Geospasial.
BPS Kabupaten Bengkalis.(2013) Kabupaten Bengkalis dalam Angka 2013.Bengkalis: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkalis.
ICCC. (2012)Lembar Fakta. November 2012. www. iccc-network.net.
Darjono.(2003) Pengalaman Penegakan Hukum yang Berkaitan dengan Kebakaran di Areal Perkebunan dan HTI Rawa Gambut.Dalam Prosiding Semiloka. Editor: Suyanto. Chokkalingan, U., Wibowo, P. Diterbitkan: CIFOR.
Giyarsih, S.R., Listyaningsih, U., Budiani, S.R. (2014) Aspek Sosial Banjir Lahar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Irawan, F. (2013)Rencana Kontinjensi Nasional Menghadapi Ancaman Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan. Jakarta: BNPB.
ISDR. (2005) Hyogo Framework for Action 2005-2015: Building the Resilience of Nations and Communities to Disasters. World Conference on Disaster Reduction 18-22 January 2005, Kobe, Hyogo, Japan.
Kurniawan, L., Yunus, R., Amri, MR. Pramudiarta, N. (2011)Indeks Rawan Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 10 Tahun 2010, tentang mekanisme pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan).
Perka (Peraturan Kepala) BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Nomor 02 Tahun 2012, Tentang:Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
Putri, R. (2004) Bencana Tahunan Kabut Asap Riau dalam Pandangan Politik Hijau.Jurnal Phobia, Journal Issue: vol. 1/ No.03/ 20 March 2014.
Sagala, S.A.H dan Yasaditama, H.I. 2012. Analisis Bahaya dan Resiko Bencana Gunungapi Papandayan (Studi Kasus: Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Jurnal: Forum Geografi, Vol. 26, No. 1, Juli 2012: 1 – 16.
Saharjo, B.H., Syaufina, L., Putra, E.I., Bahruni., Sunarti, E., Nurhayati A.D. (2013) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Riset Kebencanaan, Mataram, 8-10 Oktober 2013.
Seminar Nasional: Pengembangan Kawasan Merapi: Aspek Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat Pasca Bencana.(2011)Pengurangan Risiko Bencana melalui Analisis Kerentanan dan Kapasitas Masyarakat dalam Menghadapi Bencana.Sumekto, D.R. Yogyakarta: UII.
Westen, C.J. Van.., Alkema, D., Damen, M.C.J., Kerle, N., Kingma, N.C. (2011)Multi Hazard Risk Assessment. United Nation University-ITC School on Disaster Geoinformation Management (UNU-ITC DGIM).
Zhang, YL dan You, W.J. (2013) Social Vulnerability to Foods: a Case Study of Huaihe River Basin.Journal: Nat Hazards (2014) 71:2113–2125. DOI 10.1007/s 11069-013-0996-0. Received: 1 October 2013/ Accepted: 7 December 2013/ Published online: 19 December 2013.
http://fokusriau.com/berita-hampir-2000-hektare-hutan-dan-lahanterbakar.html.
Article Metrics
Abstract view(s): 538 time(s)PDF: 519 time(s)
Refbacks
- There are currently no refbacks.