Model Sekolah Alam Di Surakarta

Dhani Mutiari(1*), Kartika Juni Fardani(2)

(1) Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
(2) Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
(*) Corresponding Author

Abstract

Profil pendidikan di Indonesia dewasa ini masih banyak yang mempunyai karakteristik bersifat centris dalam arti pendidikan untuk melanjutkan sekolah, tidak mempunyai makna untuk menyongsong kehidupan di masa depan. Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan bersifat konvensional dan kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat karena kental dengan suasana instruksional. Paper ini bertujuan untuk mencari model sekolah alam yang sesuai dengan masyarakat Surakarta dan menjadi tempat penitipan sekaligus pendidikan dan bermain bagi anak-anak usia dini. Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Metode belajar mengajar di sekolah alam lebih banyak menggunakan aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman secara langsung. Penggunaan metode ini anak atau siswa diharapkan belajar dengan lebih bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktif. Selain mendapat pendidikan dengan baik, anak juga perlu bermain sambil berekreasi yang dapat mengembangakan bakat serta kreativitasnya. Metode penelitian ini kualitatif dengan pendekatan studi komparasi dengan sekolah alam yang telah ada di Ciganjur, Bali, Surabaya dan Surakarta. Model yang dikembangkan disain ini adalah sekolah alam yang merupakan suatu wadah yang dapat menampung semua aktivitas dalam satu wadah yaitu Children Actvity Center. Children Activity Center merupakan fasilitas edukasi berbasis alam di Surakarta dengan kegiatan utama berupa pengasuhan anak, edukasi, rekreasi, sosialisasi serta penyaluran bakat dan kreativitas yang dapat mendukung pertumbuhan anak baik secara fisik maupun mental dengan pendekatan alternatif pendidikan berbasis alam. Kegiatan utama berupa pendidikan difokuskan pada anak usia dini yaitu 3-6 tahun sedangkan kegiatan pengasuhan diperuntukkan untuk anak usia 1 hingga 2 tahun. Disain yang dihasilkan adalah tata masa dengan pola radial dengan pusat ruang terbuka berupa tanaman hias untuk estetika selain area farming. Terdapat kelas dengan konsep saung menggunakan material kayu dan bambu serta outbond area yang bermanfaat untuk mendekatkan diri dengan alam. Konsep bangunan bambu menjadi pilihan untuk penampilan fasadenya.

Keywords

pendidikan anak; sekolah alam; Surakarta

Full Text:

PDF

References

Ahmad Hamadani,2015, Sekolah Alam: Alternatif Pendidikan Ramah Anak, Jurnal Harkat Media Komunikasi Gender, 11(1) 2015, LP2M, UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta. Daniar Wikan Setyanto, 2009, Teori Warna, Daniar wikan blogspot.com, 2009,2,teori warna html.

Putri, Ria Hapsari. 2012. Center of Early Childhood Education in Solo dengan Penekanan Teori Warna. Laporan Dasar-dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rohinah, 2014, Sekolah Alam: Paradigma Baru Pendidikan Islam Humanis, Nadwa , Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8, No 2/ tahun 2014,

Wibowo, Ariyanto. 2007. Kid’s Corner di Kudus. Laporan Dasar-dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://mommiestories.com/, diakses 16 April 2015.

http://rooang.com/, diakses 15 April 2015.

http://www.sekolahkreativa.com/, diakses 16 April 2015.

http://www.archdaily.com/, diakses 12 Maret 2015

http://openbuildings.com/, diakses 12 Maret 2015.

http://rizkiarc11.blogspot.com/, diakses 12 Maret 2015

http://kesehatangizianak.com/, diakses 15 Maret 2015

http://www.al-maghribicendekia.com/, diakses 15 Maret 2015

http://tipsproperti.com/, diakses 15 Maret 2015.

http://www.archdaily.com/, diakses 12 Maret 2015

Article Metrics

Abstract view(s): 911 time(s)
PDF: 978 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.