Public Private Community Partnership: Potensi Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Wisata Edukasi Studi Kasus: Rumah Atsiri Indonesia

Yulia Nilam Ainun Lutfiyani(1*), Dyah Widi Astuti(2)

(1) Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
(2) Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
(*) Corresponding Author

Abstract

Rumah Atsiri Indonesia merupakan wisata edukasi yang berada Dukuh Watusambang, Desa Pumbon, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, berasal dari hasil restorasi Pabrik Minyak Atsiri “Citronella” Indonesia-Bulgaria tahun 1963. Rumah Atsiri Indonesia menginginkan suatu pengembangan yang baik untuk mencapai visi misi dan tujuannya sebagai ikon Desa Plumbon dan berperan dalam pemberdayaan masyarakat sekitar. Akan tetapi dalam pelaksanaannya Rumah Atsiri Indonesia memiliki permasalahan berupa keterbatasan lahan, hubungan yang kurang baik dengan masyarakat sekitar, dan pengolahan limbah yang kurang maksimal. Padahal arah dan ukuran keberhasilan pengembangan sangat ditentukan oleh kesinergian antar pihak pelaku pengembangan, hal ini sejalan dengan pendapat Penabulu Foundation Civil Society Resource Organization dalam bahasan isu strategis “Kemitraan Pemerintah–Swasta–Komunitas”. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan observasi, study literature dan wawancara dilengkapi dengan sample questioner wisatawan yang dianalisa secara kuantitatif dan dideskripsikan hasilnya. Hasil penelitian berupa rekomendasi bagi Rumah Atsiri Indonesia terkait tahapan yang dilakukan dalam mencapai kerjasama yang dapat dilakukan, dan pemetaan sentalisasi kegiatan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki Desa Plumbon. Kesimpulannya peran dan hubungan antara pembuat kebijakan (pemerintah), Rumah Atsiri Indonesia, dan masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan tujuan dan arah pengembangan yang akan dilakukan.

Keywords

Rumah Atsiri Indonesia, Desa Plumbon, potensi keterlibatan masyarakat, pemetaan sentralisasi kegiatan

Full Text:

PDF

References

Broadbent, Geoffrey, 1980, Signs, Symbols and Architecture(with Richard Bunt and Charles Jencks), London, John Wiley & Sons Inc.

Martiarini, Rimas. (2017). Strategi Pengembangan Desa Wisata Melalui Pemberdayaan Masyarakat Desa Ketenger Baturraden, 11-12.

Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3.

Inskeep, Edward, 1991, Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach, New York, Wiley. PENABULU FOUNDATION. (2015). Kemitraan Pemerintah–Swasta–Komunitas

[Online]. http://penabulufoundation.org/kemitraanpemerintah-swasta-komunitas/.[diakses pada 2 Maret 2018].

Ritchie, Brent W, 2003, Managing Educational Tourism, Britania Raya, Channel View Publications.

Rodger, David, 1998, Leisure, learning and travel “Journal of Physical Education, Research and Dance”

[Online].https://shapeamerica.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/07303084.1998.10605532?journalCode=ujrd20#.Xbzn-5ozZnI.[diakses pada Maret 2018].

Sastrayuda, Gumelar (2010). Konsep Pengembangan Kawasan Agrowisata

[Online].http://id.scribd.com/doc/226410383/PengembanganKawasan-Agro-Wisata. [diakses pada Maret 2018]. Spillane, James, 1994. Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebuadayaan.Yogyakarta. Kanisius.

Article Metrics

Abstract view(s): 1392 time(s)
PDF: 1283 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.