Mitos dan Budaya Kaapunan Masyarakat Gantung, Belitung Timur di Tengah Masyarakat Global-Mulikultural

Alyza Satria Alfarisi(1*), Farras Astri Firdayani(2), Anita Ayu Safitri(3), Fifin Ariyanti(4), Arga Bagus Handi Pradana(5)

(1) Universitas Muhammadiyah Surakarta
(2) Universitas Muhammadiyah Surakarta
(3) Universitas Muhammadiyah Surakarta
(4) Universitas Muhammadiyah Surakarta
(5) Universitas Muhammadiyah Surakarta
(*) Corresponding Author

Abstract

Budaya adalah salah satu bentuk keragaman yang sangat erat kaitannya dengan suatu daerah dan masyarakat tertentu. Budaya banyak memiliki daya tarik bagi siapapun yang mengilhaminya. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki budaya yang sangat luar biasa indahnya. Dusun Rasau Desa Gantung Belitung Timur memiliki budaya yang unik serta menimbulkan rasa tidak percaya bagi siapapun yang baru mendengarnya. Dusun Rasau Desa Gantung senidri memiliki banyak mitos-mitos yang banyak menimbulkan rasa tak percaya, namun memberikan banyak pesan moral serta pelajaran hidup. Dari banyaknya mitos yang ada diceritakan, ada satu mitos atau kepercayaan masyarakat Desa Gantung yang ampuh dan benar-benar bias memberikan imbal balik. Mitos tersebut adalah “kaapunan” yaitu tidak boleh menolak, tidak boleh takabur, tidak

boleh mengatakan sesuatu dengan dilisankan atau diucapkan secara terang-terangan. Apabila hal tersebut dilanggar maka orang yang telah melanggar akan mendapatkan suatu musibah, entah itu jatuh, tenggelam atau musibah lain. Mitos tersebut amat sangat ditakuti oleh masyarakat disana, namun bukan dengan maksud yang negatif, masyarakat disana menghormati dengan apa yang ada, bahwa memang bersifat takabur adalah dilarang oleh agama.

Keywords

budaya; mitos; kepercayaan

Full Text:

PDF

References

Akhlak, Annisa; Arifin, M. Bahri; Rijal, Syamsul. (2019). “Pemali dalam Masyarakat Etnik Banjar di Kota Samarinda : Suatu Tinjauan Semiotika”. Ilmu Budaya. 3(2) : 121-130.

Andalas, Eggy Fajar. (2017). “Dampak dan Fungsi Sosial Mitos Mbah Bajing Bagi Kehidupan Spiritual Masyarakat Dusun Kecopokan, Kabupaten Malang, Jawa Timur”.

Jurnal Puitika. 13 (1) : 20-31.

Angeline, Mia. (2015). “Mitos dan Budaya”. Humaniora. 6 (2) : 190 – 200.

Anggara, Sahya. (2018). “Pelestarian Budaya Suku Sawang di Kabupaten Belitung Timur”.

Panggung. 28 (3) : 360 – 373.

Humaeni, Ayatullah. (2012). “Makna Kultural Mitos dalam Budaya Masyarakat Banten”.

ANTROPOLOGI INDONESIA. 33 (3) : 156-180.

Margaretha, Risma. (2017). “Analisis Klasifikasi Mitos dalam Tradisi Lisan Masyarakat

Lampung”. Pendidikan Progesif. VII (2) : 117-126.

Nensilianti. (2019). “Kategori dan Karakteristik Mitos Masyarakat Bugis dan Makassar”. Retorika. 12(1) : 53-70.

Nurmalina. (2015). “Pantang Larang dalam Masyarakat Kampar dann Relevansinya dengan Pendidikan Karakter”. JURNAL PAUD TAMBUSAI. 1 (1) : 27-35.

Pujaastawa, I. B. G dan Suwena, I Wayan. (2013). “Kearifan Lokal di Balik Mitos Lembu

Putih di Desa Taro, Gianyar”. Jurnal Bumi Lestari. 13 (2) : 430 – 440.

Wardyaningrum, Damayanti. (2018). “Kepercayaan Masyarakat Terhadap Informasi

Tradisional dan Modern Pada Peristiwa Bencana Alam”. ASPIKOM. 3 (4) : 609 – 622.

Wildan, Asep Dadan dan Irwandi. (2018). “Peran Dukung Kampung Dalam Kehidupan Masyarakat Melayu Belitung”. KELOLA : Jurnal Ilmu Sosial. 1 (1) : 1 – 16.

Article Metrics

Abstract view(s): 1062 time(s)
PDF: 1508 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.