DINAMIKA KOGNISI SOSIAL PADA PELACUR TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Weny Kusumastuti(1*),

(1) Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.23917/indigenous.v11i2.1660

Abstract

Salah satu fenomena social yang telah ada sejak dulu adalah prostitusi, dan hingga saat ini, hal tersebut belum dapat diatasi, bahkan secara kuantitatif jumlahnya terus meningkat dan
menyebar luas dari hari ke hari di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kognisi social dari pelacur terhadap penyakit menular seksual. Penelitian ini diadakan
di Kota Solo bertempat di rumah pelacuran di Palur, Nusukan dan Banyuanyar. Pemilihan sample berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan sebanyak empat orang. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Analisis data meggunakan analisis deskriptif. Hasilnya ada kesalahan kognisi social dimana ada rasa percaya diri yang berlebih bahwa para pelacur tidak akan terkena penyakit menular seksual dengan cara melakukan tindakan pencegahan secara intensif.

Full Text:

PDF

References

Baron & Byrne. (1983). Social Psychology (fifth edition). Boston : Allyn & Bacon.

Brewer, M & Hewstone, M. (2003). Social cognition. USA: Blackwell Publishing.

Brigham, J.C. (1991). Social Psychology (second edition). New York: Harper Collins Publishers.

Deliana, S.M. (1993). Pengaruh Kehidupan di Asrama Terhadap Peningkatan Tahap Kognisi Sosial pada Remaja. Thesis (tidak

diterbitkan). Program Pasca Sarjana : Universitas Gajah Mada.

Hakim, Ln. (2001). Penyakit Menular Seksual (Epidemiologi Penyakit Menular Seksual). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kartono, K. (2005). Patologi Sosial. Jakarta : PT. Grafindo Persada.

Koentjoro. (1999). Pelacur dan Resosialisasi antara Patologi dan Rehabilitasi Sosial. Kognisi.Majalah Ilmiah Psikologi.Vol. 3(2).

Koentjoro & Lestari, R. (2002). Pelatihan Berpikir Optimis untuk Meningkatkan Harga Diri Pelacur yang Tinggal di Panti dan Luar Panti Sosial. Indigenous.Jurnal Ilmiah Berkala

Psikologi,Vol.2(2).

Manuaba, IBG. (1998). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

Moleong, L.J. (1991). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Patnani, M. (1999). Prostitusi : antara Pilihan dan Keterpaksaan. Kognisi. Majalah Ilmiah Psikologi.Vol. 3(2).

Sarwono, S.W. (2000). Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Setiawan, W.H. (2007). Moralitas Pelacur di Kawasan Wisata Bandungan Kabupaten Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Soewarso, T.I. (1988). Epidemiologi Sifilis, Frambusia dan Regular Mass Treatment (RMT). Perkembangan Terakhir Penanggulangan Sifilis dan Frambusia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suyono, H. (2007). Social Intelligence. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. (1990). Psikologi Perkembangan. Semarang: IKIP Semarang Press. Wirati, Ni Made.Sahat Saragih & Matulessy, Andik. (2002). Faktor-faktor Penyebab Remaja Putri Terjun sebagai Pekerja Seks Komersial Terselubung “Dakocan” di Bali. Anima, Indonesian Psychological Journal Vol. 17(2).

Yahman, S.A. (1999). Prostitusi: Antara Masalah Sosial, Ekonomi, Moral, atau Etika Sosial.Kognisi, Majalah Ilmiah Psikologi, Vol. 3(2).

Article Metrics

Abstract view(s): 1325 time(s)
PDF: 934 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.