Hubungan antara Intensitas Menjalankan Dzikir Nafas dengan Latensi Tidur

Setyo Purwanto(1*),

(1) Universitas Muhammadiyah Surakarta
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.23917/indigenous.v1i1.3713

Abstract

Latensi tidur adalah periode waktu antara persiapan untuk tidur dan awal tidur yang sebenarnya. Latensi tidur merupakan indikator utama untuk menentukan kualitas tidur seseorang. Semakin lama latensi tidur yang diperlukan seseorang untuk tertidur maka kualitas tidur seseorang tersebut juga semakin rendah. Dzikir nafas merupakan sebuah alternatif metode terapi untuk dapat mengurangi latensi tidur seseorang sehingga kualitas tidurnya lebih baik. Dalam dzikir nafas terdapat relaksasi dan meditasi transendental yang efektif untuk membuat relaks dan akhirnya tertidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas menjalankan dzikir nafas dengan latensi tidur.  Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Subjek penelitian adalah jamaah dzikir nafas sebanyak 21 responden. Data intensitas dzikir nafas dan latensi tidur  diperoleh melalui pengisian kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor intensitas dzikir nafas rata-rata responden adalah 81,14  sedangkan latensi tidur rata-rata adalah 13,05 menit. Analisis hubungan dilakukan dengan uji Wilcoxon Signed Ranks test  menunjukkan nilai p=0,00, hal ini menunjukkan bahwa terdapat  hubungan yang secara sangat signifikan antara intensitas dzikir nafas dengan latensi tidur.  Semakin tinggi  intensitas melakukan dzikir nafas seseorang maka semakin rendah latensi tidurnya.

Kata kunci : dzikir nafas, intensitas, latensi, tidur

References

Beech, H.R.; Burn, L.E.; and Sheffield, B,F., 1982. A Behavioral Approach to the Management of Stress: A Practical Guide to Techniques. New York: John Willey and Sons.

Benson, H.M.D., 2000. Dasar-dasar Respon Relaksasi: Bagaimana menggabungkan respon Relaksasi dengan Keyakinan Pribadi Anda (terjemahan). Bandung: Mizan

____________., 2000. Respon Relaksasi: Teknik Meditasi Sederhana dan Untuk Mengatasi Tekanan Hidup (terjemahan). Bandung: Mizan

Daniel J, 2009. Cronic Insomnia Available. Ojp.psychiatry online. Org/vol.165/no.6/June2009.

Dewi, C., 1998. Efektifitas Pelatihan Relaksasi untuk Mengurangi Ketegangan Terbang pada Siswa Sekolah Penerbang. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Edinger. J.D, Sullivan. R.H. Victor, G. Michael, D. Dorothy, V. Diane,. 2000. Insomnia and the Eye of the Beholder : Are There Clinical Markers of Objective Sleep Disturbances Among Aduls with and Without Insomnia Complaints?. Journal of Consulting and Clinical Psychology Vol 68. No 4 586-593.

Edinger.J.D, et al. 2001. Cognitive behavioral therapy for treatment of cronic primary insomnia. Journal of American Medical Association.

Espie. C.A. 2002.Insomnia : Conceptual Issue in the Development, Persistence, and Treatment of Sleep Disorder in Adult. Annual Reviews 53:215-43

Liu, X., Uchiyama, M., Kim, K., Okawa, M., Shibui, K., Kudo, Y., Doi, Y., Minowa, M., & Ogihara, R. 2000. Sleep Loss and Day Time Sleepiness in the General Adult Population of Japan Psychiatric research 93 1-11

Purwanto, Setiyo. 2012. Dzikir Nafas. Romiz aisy:Solo

Sangkan, A. 2002. Berguru Kepada Allah. Bukit Thursina : Jakarta

Schenck, C H. Mahowald, M. Sack, R. 2003. Assesment and Management of Insomnia, JAMA vol 289.No 19

Utami, M.S. 1993. Prosedur Relaksasi. Fakultas Psikologi UGM : Yogyakarta.

Wallace, R.K., Benson, H., & Wilson, A. F. 1971. A Wakeful Hypometabolic Physiologic State. American Journal of Physiology 221: 795-799

Article Metrics

Abstract view(s): 2387 time(s)
PDF (Bahasa Indonesia): 11993 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.