Peran Desensitisasi Sistematis dalam Pengaturan Reaksi Emosi Penderita Asma

Nisa Rachmah Nur Aganthi(1*), Sri Rahayu Partosuwido(2),

(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.23917/indigenous.v0i0.4627

Abstract

Asma diidentifikasi sebagai gangguan disfungsi organik yang berkaitan dengan kondisi stres yang timbul sebagai hasil pengalaman masa lampau. Penelitian ini mencoba memahami desentisisasi sistematis dalam mengatur reaksi emosi penderita asma sebagai pendukung terhadap pengobatan medis. Desensitasi sistematis diharapkan dapat efektif untuk menurunkan aspek emosional dari penderita asma. Diasumsikan bahwa penderita asma memiliki reaksi emosi yang tinggi, terutama emosi negatif. Hal ini disebabkan adanya proses berpikir negatif yang muncul pada diri subjek dalam menilai relasi antara dirinya dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi sejauhmana peran desensitisasi sistematis dalam mengatur reaksi emosi, dan menguji desensitisasi sistematis dalam mengatur reaksi emosi, dan menguji desensitisasi sistematis dalam menurunkan reaksi emosi penderita asma melalui kelompok eksperimen dan kontrol. Hasilnya kelompok eksperimen yang mendapat pelatihan desensitisasi sistematis lebih mampu  menurunkan reaksi emosi daripada kelompok control yang tidak mendapat pelatihan.

References

Grossman, M., & Wood, N. (1993). Sex Differences in Intensy of Emotional Experience: A Social Role Interpretation. Journal of Personality and Social Psychology. VOl. 65, No.5

Kabat. 1993. Penatalaksaan Penyakit Asma. Kumpulan makalah disampaikan dalam Simposium Asma untuk Awam. Kongres Nasional VI Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Surakarta.

Mckay, M., Davis, M., & Fanning, P. (1981). Thoughts and Feelings, The Art of Cognitie Stress Intervention. USA: New Harbinger Publication.

Prokop, C.K., Bradley, L.A., Burish, T.G, Anderson, K.O, & Fox, J.E. (1991). Health Psychology, Clinical, Methods and Research. USA: Macmilan Publishing Company.

Pudjono, M. (1995). Dasar-dasar Fisiologi Emosi. Buletin Psikologi. Yogya:Th:III No.2

Ricard, E., Paul, M., Sheart, M.H., & Jackson, A. (1996). Effect of Psychological Stress on Airway Impedence in Individuals with Astma and Panic Disorder. Journal of Abnormal Psychology. Vol.69. No.2.

Santoso, I.D. (1995). Asma Bronkhial dan Gangguan Jiwa. Anima. Vol.X. No.39.

Sarafino, E.P. (1990). Health Psychology, Biopsychology Interactions. Canada: John Wiley and Sons,Inc.

Sheridan, C.L., & Radmaker, S.A. (1992). Health Psychology. Challenging The Biomedical Model. Canada:John Wiley and Sons, Inc.

Smet, B. (1990). Psikologi Kesehatan. Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Smith, C.A, Hayness, K.N., Lazarus R.S., & Pope, L.K. (1993). Insearch of The Hot Cognitions: Attributions, Appriasals and Their Relation to Emotion. Journal Personality and Social Psychology. Vol.65. No.5.

Thayer, R.E., Newman, J.R., & Mc Clain, T.M. (1994). :Self regulation of Mood: Strategies For Changing a Bad Mood, Raising Energy, and Reducing Tension”. Journal Personality and Social Psychology. Vol.67. No.5.

Article Metrics

Abstract view(s): 597 time(s)
PDF (Bahasa Indonesia): 282 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.