Pelatihan Berpikir Optimis untuk Meningkatkan Harga Diri Pelacur yang Tinggal di Panti dan Luar Panti Sosial

Rini Lestari(1*), Koentjoro Koentjoro(2),

(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.23917/indigenous.v0i0.4629

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  sejauhmana pelatihan berpikir optimis efektif untuk meningkatkan harga diri pelacur yang tinggal di panti dan luar panti sosial. Subjek penelitian ini adalah perempuan yang tinggal di panti ataupun luar panti sosial, berusia 15 sampai 30 tahun dan berpendidikan minimal SD. Jumlah pelacur yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 42 orang. Pelatihan berpikir optimis diberikan dalam 5 sesi dan setiap sesi berlangsung selama 120 menit. Adapun data mengenai harga diri diperoleh dari skala harga diri. Analisis data yang digunakan adalah anava gain score. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan yang sangat signifikan antar kelompok subjek dalam hal peningkatan Harga diri dan (2) tidak ada perbedaan antara subjek yang tinggal di panti dan luar panti sosial dalam hal peningkatan harga diri. Simpulan penelitian ini adalah pelatihan berpikir optimis efektif untik meningkatkan harga diri pelacur yang tinggal di panti dan di luar panti sosial, tetapi harga diri pelacur yang tinggal di panti sosial tidak lebih tinggi daripada harga diri pelacur yang tinggal di luar panti.

References

Adhari, M. (2001). Penanganan Pemda Surakarta terhadap Masalah Prostitusi Liar di Kelurahan Kestalan, Kecamata Banjarsarim Surakarta. Laporan Praktek Kerja Lapangan (tidak diterbitkan). Surakarta: Program Profesi Fakultas Psikologi UMS.

Anonim. (2009). Data dan Informasi PSKW Sidoarum Yogyakarta. Laporan Kegiatan (tidak diterbitkan). Yogyakarta: PSKW Yogyakarta.

Anonim. (2000, 17 Juni). Perilaku Seksual Kaum Remaja Perkotaan. Dalam Kompas

Anonim. (2000, 13 Agustus). Jumlah WTS DIY meningkat 300%. Dalam Kedaulatan Rakyat

Brigham, J.C. (1991). Social Psychology, 2ⁿᵈ Edition. New York: Harper Collins Publisher Inc.

Cleghorn, P. (1996). The Secrets of Self-Esteem. A New Approach for Everyone. Rackpot, Massachuetts: Element Books, Inc.

Cook, T.D. & Campbell, D.T. (1979). QuasiExperimentation: Design and Analysis Issues for Field Setting. Boston: Houghton Mifflin Company.

Coopersmith, S. (1967). The Antecedents Of Self Esteem. San Fransisco: W.H. Freeman and Company.

Darajat, Z. (1975). Problema Remaja di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.

Handayani, K. (2002). Fenomena Sosial tentang Maraknya Prostitusi Liar di Terminal Tirtonadi Surakarta. Laporan Praktek Kerja Lapangan (tidak diterbitkan). Surakarta: Program Profesi Fakultas Psikologi UMS.

Koentjoro (1989). Perbedaan Harga Diri Pada Remaja di Daerah Miskin Penghasil Pelacur dan remaja di Daerah Miskin Bukan Penghasil Pelacur. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

_________. (1997). Understanding Prostitusional From Rural Communities of Indonesia. Thesis. Victoria, La Trobe University: Departement of Social Work and Social Policy School of Public Health Faculty of Health Sciences.

_________,& Sugihastuti. (199, Mei). Pelacur, Wamita Tuna Susila, Pekerja Seks dan “Apa lagi”: Stigmalisasi Istilah. Humanoria, No. 11, hal 30-33.

Leary, M.R., Tambor, E.S., Terdal, S.K., & Downs, D.L. (1995). Self-Esteem as An Interpersonal Monitor. The Sociometer Hypothesis. Journal of Personality and Social Psychology. 68(3), p.518-530.

Lestari, A. (1994). Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menangani Sikap Pesimis Dan Gangguan Depresi. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.

McClean, I. (2000). Optimism as a Vital Sign, www.ianmecclean.com.ais.

Nitimihardjo, C. (2000). Peran Sistem Kepribadian dan Lingkungan Dalam Perilaku Prostitusi. Jurnal Psikologi, 5 (1), 56-63. Bandung: PT Alumni.

Sa’bah, M.U. (2001) Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam. Yogyakarta: UII Press.

Sari, P.M. (1994). Hubungan Antara Harga Diri dan Locus of Control dengan Motivasi Meninggalkan Profesi sebagai WTS di Kompleks Resosialisasi Silir Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.

Scheier, M.F., Carver.C.S., & Bridges, M.W. (1994). Distinguishing Optimism From Neuroticism (and Trait Anxiety, Self-Mastery, and Self-Esteem): A Reevalution of the Life Orientation Test. Journal of Personality and Social Psychology, 67(6), 1063-1078.

Schiraldi, G.R. (1999). Building Self Esteem A 125 Day Program. Ellicot City: Chevron.

Seligman, M.E.P. (1991). Learned Optimisim How To Change Your Mind and Your Life. New York: Simon and Schuster Inc.

_______. (1995). The Optimistic Child. New York: Houghton Miflin Company.

Article Metrics

Abstract view(s): 1520 time(s)
PDF (Bahasa Indonesia): 784 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.