MENYEMAI GURU MUHAMMADIYAH BERKEMAJUAN DI SEKOLAH MUHAMMADIYAH
Mohamad Ali(1*)(1) Universitas Muhammadiyah Surakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Paska reformasi Mei 1998 virus sekolah unggul menjangkiti pengelola sekolah Muhammadiyah. Bermula dari pengelola SD/MI selanjutnya menular ke tingkat Sekolah Menengah. SD/MI Muhammadiyah unggul telah bermunculan, baik yang di kawasan perkotaan maupun pedesaan. Ia menjadi rujukan utama orang tua siswa dalam mendidik putra-putrinya. Sekolah yang diminati itu adalah sekolah model baru yang mengusung sayap kembar keunggulan, yaitu kemampuan akademisnya kompetitif (intelektual) dan kesalehan beragama (ulama). Ketika sekolah Muhammadiyah model baru ini mampu “merebut kepercayaan masyarakat”, pertanyaannya adalah: bagaimana merawat dan memupuk kepercayaan (trust) secara cerdas. Cara paling genial untuk memupuk kepercayaan ialah dengan jalan memperbaiki tata kelola guru. Secara historis, guru Muhammadiyah telah melewati tiga zaman, yaitu: guru mubaligh, diikuti guru birokrat, dan saat ini tengah memasuki periode transisi untuk menjadi profesional. Tantangan terbesar sekolah Muhammadiyah model baru yang tengah tumbuh ini adalah, bagaimana menjadikan dirinya sebagai rumah yang hangat bagi tumbuh kembang guru Muhammadiyah profesional berkemajuan.
Keywords
Guru Muhammadiyah; profesionalisme; tata kelola sekolah baru
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view(s): 1107 time(s)PDF: 1514 time(s)
Refbacks
- There are currently no refbacks.