DONGENG ISLAMI: ALTERNATIF PENANAMAN NILAI-NILAI KEPADA ANAK

Muhammad Taufik(1*),

(1) 
(*) Corresponding Author
DOI: https://doi.org/10.23917/indigenous.v0i0.4555

Abstract

Sebagian orang beranggapan bahwa kemajuan teknologi akan membantu anak untuk berfikir kreatif, inovatif dan praktis, sehingga budaya mendongeng semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Seiring dengan kemajuan teknologi, komunikasi antar orang tua dengan anak hanyalah terbatas pada komunikasi formal yang kering dengan hubungan batin diantara mereka, sehingga banyak anak-anak yang mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang nilai yang sedang dan akan mereka hadapi. Jawaban tentang nilai yang ditemukan oleh anak-anak belum tentu benar atau bisa menghasilkan hal yang negatif bagi diri anak-anak, sehingga akan mengakibatkan dekadensi moral pada mereka yang rindu akan dongeng. Salah satu cara yang cukup efektif dan murah untuk menumbuhkan imajinasi dan kreatif anak adalah mendongeng. Namun disisi lain muatan dongeng akan terkadang tidak membangun aspek-aspek ruhani anak dalam hal ini adalah ruhul islam. Dongeng-dongeng yang ada selama ini kebanyakan hanyalah berisi cerita-cerita yang bertujuan untuk mengasah daya imajinasi anak ataupun hanya sekedar meninabobokan saja. Padahal lebih dari itu penanaman nilai-nilai islami sangat penting untuk diberikan sejak dini.

References

Hafidz, Muhammad Nur Abdul. 2000. Mendidik Anak Bersama Rasulullah. Bandung: Al Bayan

Hurlock, Elizabeth. 1986. Psikologi perkembangan, perjalanan sepanjang rentang kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: erlangga

Sulaim, Abu Amr Ahmad. 2000. Metode pendidikan anak muslim. Jakarta: darul Haq

Surabaya Post. 14 September 1997. Sempatkan Mendongeng Pada Anak Surabaya post. 18 november 1999. Dongeng bisa ditimbulkan imajinasi anak

Ulwan, abdullah nashih. 1995. Tarbiyatul aulad fil islam. Jakarta: gema insani press.

Article Metrics

Abstract view(s): 621 time(s)
PDF (Bahasa Indonesia): 291 time(s)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.